Kasih sayang yang dimaksud dalam ayat bukanlah kasih sayang yang terbatas untuk orang tertentu saja, namun kasih sayang yang bersifat luas atau umum, yaitu kasih sayang terhadap seluruh alam semesta, termasuk di antara yang paling penting adalah kasih sayang terhadap anak.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Kasih sayang atau keramahan terhadap anak yang diajarkan Islam terlihat dalam interaksi Nabi Muhammad saw dengan anak-anak. Kekhusyukan Nabi saw dalam beribadah tidak menghalanginya untuk ramah dan mengasihi anak-anak.
Bahkan ketika shalat pun beliau penuh kasih sayang menggendong cucu perempuannya, yaitu Umamah binti Abil ‘Ash yang merupakan putri dari Sayyidah Zainab ra. Dalam hal ini sahabat Abu Qatadah al-Anshari ra meriwayatkan:
رَأَيْتُ النَّبِىَّ ﷺ يَؤُمُّ النَّاسَ وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِى الْعَاصِ وَهْىَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ النَّبِىِّ ﷺ عَلَى عَاتِقِهِ، فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا، وَإِذَا رَفَعَ مِنَ السُّجُودِ أَعَادَهَا. رواه مسلم
Artinya, “Aku melihat Nabi saw shalat mengimami para sahabat sambil menggendong Umamah binti Abi al-‘Ash, putri dari Sayyidah Zainab di atas bahunya. Ketika rukuk Nabisaw meletakkannya (di lantai) dan ketika selesai sujud Nabisaw menggendongnya kembali.” (HR. Muslim)
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Kasih sayang dan keramahan Islam terhadap anak yang diteladankan oleh Nabi saw tidak bersifat sementara, namun memang begitulah akhlak beliau sepanjang hidupnya.
Hal ini dapat kita lihat dari kesaksian Anas bin Malik ra yang sejak kecil usia 8 tahun menjadi pelayan Nabi saw. Sahabat Anas ra mengalami sendiri bagaimana selama 10 tahun melayani Nabi saw tidak pernah dibentak, dipukul, dicela, dan tidak pernah pula melihat kekecewaan di wajah beliau. Keramahan dan kasih sayang nabi terhadap anak-anak ini seiring dengan sabdanya:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرنَا، وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبيرِنَا.حديث صحيح رواه أَبُو داود والترمذي
Artinya, “Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak mengasihi (ramah) terhadap anak kecil kita dan tidak mengetahui kemuliaan orang tua kita.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidhzi).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Keramahan Islam terhadap anak-anak juga terlihat dari rekam jejak para sahabatnya. Di antaranya adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. Umar ra yang terkenal sebagai pribadi yang penuh ketegasan itu pun sangat ramah terhadap anak-anak. Ia sering menemani anak-anaknya bermain dan bercengkrama.
Dalam suatu kesempatan ada pegawai pemerintah yang menghadap kepadanya. Saat itu Si Pegawai menjumpai Umar ra sedang tidur terlentang, sementara anak-anaknya sedang bermainan di atas perutnya. Melihat atasan yang asyik bersama anak-anaknya, Si Pegawai pun mengingkarinya. Menurutnya, seorang pemimpin negara tidak layak bermain-main dengan anak-anak kecil seperti itu.
Umar ra segera menyelidik: “Kamu sendiri bagaimana ketika bersama keluargamu?” “Ketika aku masuk rumah maka diamlah orang yang sedang berbicara,” jawab Si Pegawai penuh percaya diri. “Pensiunlah dirimu dariku, sebab sungguh orang yang tidak mengasihsayangi istri dan anak-anaknya maka bagaimana dapat mengasihsayangi terhadap rakyat umat Muhammad saw?”, hardik Umar ra tanpa diduga-duga oleh Si Pegawai.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Demikianlah keramahan Islam terhadap anak-anak. Ajarannya yang menjadi kerahmatan bagi seluruh alam sangat luas. Termasuk pula kerahmatan dan keramahan terhadap anak-anak. Rasulullah saw dan Sayyidina Umar bin Khattab ra menjadi teladan nyata yang telah menghadirkan Islam sebagai agama yang ramah terhadap anak-anak dalam kesehariannya.
Baca halaman berikutnya…