Materi Khutbah Jumat Akhir Bulan Syaban Terbaru PDF: Bersiap Menyambut Ramadhan (B. Indonesia)

Jamaah Mendengarkan Khutbah Jumat
Jamaah Mendengarkan Khutbah Jumat

Ada hal yang istimewa dalam bulan Sya’ban. Ia menjadi jembatan menuju bulan yang paling diagung-agungkan. Itulah sebabnya mengapa bulan ini dikatakan ‘sya’ban’. Sya’ban yang berasal dari kata syi’ab bisa dimaknai sebagai jalan setapak menuju puncak. Artinya, bulan Sya’ban adalah bulan persiapan yang disediakan oleh Allah untuk hambanya dalam menapaki, memantapkan diri, sebagai persiapan menyongsong bulan puncak bernama ‘Ramadhan’.

Jamaah Jumat Hadâkumullah

Bacaan Lainnya

Lantas, apa yang mesti dipersiapkan? Sudah lazim kita menyaksikan bahwa Ramadhan sebagai fenomena tahunan memberikan efek ekonomi dan peralihan budaya yang cukup signifikan. Menjelang bulan puasa, kita jumpai pasar-pasar kian ramai, pusat-pusat perbelanjaan semakin menunjukkan gairahnya, hingga televisi pun menyesuaikan sajian tayangan kepada masyarakat yang mulai berubah semakin religius.

Untuk menghadapi ini semua, kita butuh persiapan. Tapi ini persiapan fisik dan material. Karena Ramadhan memang membawa dampak material, juga bulan sesudahnya, yakni lebaran atau Syawal. Akan tetapi, persiapan yang kita maksud sekarang adalah persiapan secara spiritual.

Sebagai ‘jalan menuju puncak’, seyogianya Sya’ban menjadi momen bagi umat Islam untuk memperkuat mental, menata batin, dan membenahi perilaku untuk menyambut bulan puasa: Puasa dari makan dan minum maupun puasa dari sikap untuk selalu menuruti ego pribadi.

 قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ذاَكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ النّاسُ عَنْهُ يَعْنِي بَيْنَ رَجَب ورَمَضَان وَهُوَ شَهْرٌ تَرْفَعُ اْلأَعْمَالُ فِيْه إِلَى رَبّ العالمين فَأُحِبُّ أَنْ يَرْفَعَ عَمَلِيْ وأنا صَائِمٌ

Artinya: Bulan itu (Sya‘ban) adalah bulan yang dilupakan manusia, berada di antara Rajab dan Ramadhan. Dan ia adalah bulan diangkatnya amal ibadah kepada Tuhan Pemilik Semesta Alam, maka aku (Nabi Muhammad) suka amal ibadahku diangkat ketika aku berpuasa. (HR An-Nasa’i)

Istri Nabi, Aisyah Radliyallahu Anha meriwayatkan: Hanya di bulan Ramadhan Nabi Muhammad berpuasa satu bulan penuh dan saya tidak melihat beliau sering puasa kecuali di bulan Sya’ban. (HR Al-Bukhari).

Dalam riwayat Ahmad disebutkan: Puasa yang disukai Nabi Muhammad SAW ialah puasa di bulan Sya’ban. Ini menandakan bahwa persiapan menyambut bulan Ramadhan yang diteladankan Rasulullah salah satu bentuknya adalah puasa.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait