Saudara-saudaraku, Memang kalimat “Si Fulan telah meninggal” selalu diulang-ulang oleh banyak orang dan didengar banyak orang. Pertanyaannya, apakah kita telah merenungkan dan mengambil pelajaran? Apakah kita sudah berintropeksi dan menambal keteledoran-keteledoran kita?
Saat ini, nama orang lain yang disebut dan diumumkan telah meninggal. Suatu saat nanti, gantian nama kita yang disebut dan diumumkan. Sudah siapkah kita menghadapinya?
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Allah ta’ala berfirman:
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (سورة السجدة: ١١)
Maknanya: “Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS as-Sajdah : 11)
Malaikat maut adalah ‘Izra’il ‘alaihis salam. ‘Izra’il ditugaskan untuk mencabut roh atau nyawa. Jika ia telah mencabut nyawa seorang mukmin, maka ia menyerahkan roh tersebut kepada Malaikatur-Rahmah (malaikat-malaikat pembawa rahmat). Lalu mereka pun memberikan kabar gembira kepada seorang mukmin bahwa ia akan mendapatkan pahala, rahmat dan ridha Allah.
Jika ‘Izra’il mencabut nyawa seorang kafir, maka ia serahkan kepada para malaikat penyiksa. Lalu para malaikat tersebut memberitahukan kepadanya tentang siksa dan murka Allah. Jadi para malaikat tersebut tidak membiarkan roh berada di tangan ‘Izra’il setelah ia mencabutnya sekejap mata pun.
Para malaikat akan langsung membawa roh ke langit jika roh tersebut milik orang mukmin yang bertakwa. Dan malaikat akan membawa roh ke bumi yang ketujuh jika roh tersebut adalah milik orang kafir yang celaka.
Kemudian jika mayit (jenazah) diletakkan di keranda dan dibawa oleh orang-orang ke kuburan, para malaikat akan datang dengan roh tersebut, membawanya dan mendekat ke jenazah, mengiringinya.
Jika roh tersebut adalah milik orang yang saleh, maka ia akan berkata seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (sebagaimana riwayat Imam al-Bukhari, an-Nasa’i, al-Baihaqi, Ahmad dan lainnya dengan redaksi yang hampir sama):
قَدِّمُوْنِي قَدِّمُوْنِي
“Majukanlah saya”.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..