Seolah mereka juga memohon: Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan.
Karena sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka, dan pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira.
Tidak mengherankan jika kemudian Nabi SAW dan para sahabat menyambut Ramadhan dengan senyum dan tahmid, dan melepas kepergian Ramadhan dengan tangis.
2. Menambah ilmu pengetahuan tentang puasa
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna.
Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
Oleh karena itu, pada bagian ini, persiapan-persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan banyak bertanya, belajar dan membaca. Orang akan mampu mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan riang gembira jika ia tahu dengan pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di balik sesuatu yang ia kerjakan.
3. Perencanaan matang
Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning atau perencanaan. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Qur’an, berapa kali shalat malam, berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekadar merencanakan menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan, tapi lebih diarahkan ke perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW senantiasa melakukan puasa sunah bulan Sya’ban, bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan kadang melakukannya sebulan penuh. Dalam sebuah hadits disebutkan:
Artinya: Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Katanya: Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya’ban ini? Nabi SAW menjawab: Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah rabbul alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa. (HR An-Nasa-i).
4. Persiapan materi
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..