Demikianlah pentingnya kita memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meraih rahmat Allah. Namun bukan berarti kita menomorduakan ibadah dengan alasan lebih utama mencari rahmat. Justru dengan ibadah itulah kita menunjukkan ketaatan kepada Allah sehingga menjadi faktor memperoleh rahmat.
Ramadhan sebagai Bulan Ampunan
Kita tentu sering mendengar, membaca, atau menyampaikan langsung, baik dalam kesempatan ceramah, tulisan di media massa, ataupun di video-video yang tersebar berbagai platform media sosial, bahwa Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Sudah barang tentu semua umat Muslim ingin mendapat ampunan ini. Maka, salah satu doa yang khas dibaca dan dianjurkan dalam bulan suci ini adalah perbanyak memohon ampunan, sebagaimana salah satu doa berikut:
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا
Artinya, ”Wahai Allah Sesungguhnya Engkau maha pengampun serta suka mengampuni, maka ampunilah aku.”
Doa di atas juga dianjurkan untuk dibaca pada tanggal-tanggal potensial terjadinya malam Lailatul Qadar, yaitu pada setiap tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Namun, karena malam Lailatul Qadar juga memungkinkan terjadi pada tanggal kapan saja selama Ramadhan, maka doa tersebut juga dianjurkan untuk banyak dibaca sepanjang bulan puasa. (Abu Ishaq as-Syairazi, at-Tanbih fi Fiqhisy Safi’i, t.t: juz I, h. 67)
Ramadhan sebagai Bulan Meraih Surga
Selain rahmat dan ampunan, pada bulan Ramadhan ini Allah juga membuka pintu-pintu surga dan menutup rapat-rapat pintu neraka-Nya. Dalam salah satu hadits disebutkan:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ
Artinya, “Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu.” (HR Muslim)
Berkaitan dengan hadits di atas, Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, ‘dibukanya pintu surga’ merupakan simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah di bulan suci Ramadhan, sementara ‘dibelengguhnya setan’ merupakan simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam, Maqashidush Shaum, 1922: 12)
Artinya, kita bisa mendapatkan kesempatan meraih surga di bulan Ramadhan ini jika kita mengupayakan diri sendiri dengan memperbanyak amal-amal ibadah yang dianjurkan sekaligus menahan diri dari segala perbuatan maksiat.
Selamat menjalankan ibadah pusa, semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya. Wallahu a’lam.
*Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online; alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta
Silahkan bergabung dengan kami di Grup Telegram, Wa, atau Facebook untuk mendapatkan materi terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com Klik JOIN NOW |