Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang melaksanakan shalat berjamaah dan tidak bubar sampai imam selesai (ikut membaca dzikir dan berdoa), maka ia akan memperoleh pahala senilai beribadah selama satu malam penuh, terhitung ibadah wajib dan sunnah. Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya mendata hadits di atas dalam bab keutamaan melaksanakan shalat pada bulan Ramadhan. (Abu Thayyib Abadi, ‘Aunul Ma’bûd, 2017; juz 2, h. 168)
Artinya, jika konteks hadits ini diberlakukan dalam shalat tarawih, maka barang siapa yang melaksanakan shalat tarawih sampai selesai berikut witir serta dzikir dan doa bersama imam, ia akan memperoleh pahala setara menghidupkan satu malam penuh dengan ibadah. Belum lagi malam Ramadhan, pasti pahalanya lebih besar lagi dibanding malam-malam lainnya.
Lebih jauh, para ulama menjelaskan bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan alam-malam paling potensial bagi datangnya Lailatul Qadar, momen yang paling diimpikan oleh umat Nabi Muhammad saw. Artinya, jika kita konsisten menjaga shalat tarawih sampai satu bulan penuh selama Ramadhan, akan banyak sekali pahala yang diperoleh termasuk meraih malam yang lebih utama dari seribu bulan ini.
Pertama, diampuni dosa-dosanya sebagaimana disinggung dalam hadits di atas. Kedua, mendapat pahala senilai menghidupkan satu malam penuh dengan beribadah selama satu bulan Ramadhan. Ketiga, berkesempatan meraih malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir.
Semoga Ramadhan tahun ini kita selalu diberi kekuatan iman dan imun untuk menjalankan puasa satu bulan penuh dan segala amalan-amalan sunnah di dalamnya termasuk shalat tarawih. Shalat tarawih memang sunnah, tapi ia hanya ada satu bulan dalam kurun waktu satu tahun. Wallahu a’lam bishshawab.
*Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online; alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta
Silahkan bergabung dengan kami di Grup Telegram, Wa, atau Facebook untuk mendapatkan materi terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com Klik JOIN NOW |