Kedua, memberi keteladanan (uswah) pada anak-anak kita. Bagaimanapun juga, keteladanan merupakan dakwah yang sangat manjur dalam mengarahkan anak. Dengan keteladanan yang ditampakkan sehari-hari, maka yang demikian ini akan mempengaruhi anak-anak kita.
Keluarga yang mempertontonkan kejujuran dan kedermawanan akan berpengaruh bagi anaknya. Sebaliknya, keluarga yang mempertontonkan kedustaan dan kebakhilan maka anak akan menirunya.
Karena itu, Abdullah Nasih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad, mengutip syair Abul Aswad Adduwali yang melontarkan kecaman bagi pengajar atau orang tua yang tindak tanduknya bertentangan dengan ucapannya:
Wahai orang yang mengajar orang lain
Kenapa engkau tidak juga menyadari dirimu sendiri.
Engkau terangkan bermacam obat bagi segala penyakit agar semua yang sakit sembuh.
Sedang engkau sendiri ditimpa sakit.
Obatilah dirimu dahulu. Lalu cegahlah agar tidak menular pada orang lain.
Dengan demikian, engkau adalah seorang yang bijak.
Apa yang engkau nasihatkan akan mereka terima dan ikuti,
ilmu yang engkau ajarkan akan bermanfaat bagi mereka.
Jamaah yang Berbahagia
Ketiga kumpulkan anak-anak kita dengan teman-teman yang baik atau teman yang sholih atau sholihah. Almarhum KH. Abdul Muchith Muzadi, selalu memberi nasihat pada orang-orang bahwa: Lebih baik sekolah yang berakhalkul karimah meskipun ‘tidak bermutu’ daripada ‘bermutu’ tapi tidak berakalakul karimah.
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..