Sebagaimana keterangan Ibnu ‘Asyur saat menafsirkan surat At-Taubah ayat 36 di atas:
وَاعْلَمْ أَنَّ تَفْضِيْلَ اْلأَوْقَاتِ وَالْبِقَاعِ يُشَبِّهُ تَفْضِيْلَ النَّاسِ، فَتَفْضِيْلُ النَّاسِ بِمَا يَصْدُرُ عَنْهُمْ مِنَ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَاْلأَخْلَاقِ اْلكَرِيْمَةِ
Artinya: Ketahuilah bahwa dimuliakannya sejumlah waktu dan tempat tertentu merupakan kehendak dimuliakannya manusia, melalui perbuatan-perbuatan baik dan akhlak mulia yang mereka lakukan. (Muhammad Ibnu ‘Asyur dalam At-Tharîr wat Tanwîr)
Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Di antara amalan yang amat dianjurkan di bulan pertama kalender hijriah ini adalah puasa. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah dijelaskan: Seseorang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya: Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal? Nabi menjawab: Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram.
Penyebutan Muharram sebagai bulan Allah atau syahrullâh menunjukkan posisi bulan ini amat spesial. Riwayat Ibnu Majah menyebut, puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) bisa menghapus dosa-dosa setahun yang telah lewat. Selain 10 Muharram, puasa juga dianjurkan pada hari-hari lain di bulan ini.
Amalan lain yang bisa digiatkan adalah meningkatkan solidaritas antarsesama. Kebanyakan umat Islam, utamanya di Indonesia, menjadikan momen Muharram sebagai lebaran anak yatim dengan memberikan santunan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua dan secara ekonomi lemah.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Muharram merupakan bulan yang bagus untuk mengawali tahun dengan perbuatan dan perangai positif. Muharram bisa dikatakan cerminan langkah awal kita untuk menapaki 11 bulan berikutnya di pembukaan tahun baru hijriah ini.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..