Jika kita ingkar atas nikmat-nimat-Nya, maka Allah akan memberikan adzab yang pedih atau sanksi yang berat. Adzab dari Allah bisa berupa siksaan di neraka kelak. Bisa juga berupa guncangan mental yang membuat hidup di dunia ini tidak tenang.
Tentunya dapat kita saksikan dan rasakan bagaimana orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Mereka mudah merasa iri atas nikmat yang diterima orang lain. Mengeluh dan merasa tak puas dengan apa yang telah ada seringkali menghinggapi mereka.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ sesungguhnya tidak cukup hanya mengucapkan “alhamdulillah” saja sebab setidaknya ada tiga cara bersyukur kepada Allah.
Pertama adalah melalui aktivitas lisan
Dalam aktivitas lisan ini, ucapan “alhamdulillah” adalah hal minimal yang harus kita lakukan. Aktivitas lain adalah berkata yang baik-baik. Orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak baik. Mereka akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat orang lain tersakiti hatinya.
Orang-orang yang bersyukur tidak keberatan untuk meminta maaf atas kesalahannya sendiri kepada orang lain. Sebaliknya, mereka juga tidak keberatan memaafkan kesalahan orang lain. Kepada Allah SWT, mereka senantiasa bersegera memohon ampunan kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam surat Ali Imran, ayat 133:
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu.
Memohon ampun, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia memang tidak perlu ditunda-tunda. Lebih cepat tentu lebih baik. Betapa banyak kerugian yang timbul akibat macetnya hubungan atau silaturahim antarsesama saudara, kawan dan relasi, gara-gara persoalan maaf-memaafkan belum terselesaikan.
Kedua, melalui aktivitas hati
Dalam aktivitas hati ini, bagaimana mengelola hati menjadi hal sangat penting. Aktivitas hati terkait dengan syukur bisa diwujudkan dalam bentuk perasaan senang, ikhlas dan rela dengan apa sudah yang ada.
Orang-orang bersyukur tentu lebih mudah mencapai bahagia dalam hidupnya terlepas apakah mereka termasuk orang sukses atau belum sukses.
Syukur tidak mensyaratkan sukses dalam hidup ini sebab kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia takkan pernah bisa dihitung. Manusia takkan pernah mampu menghitung seluruh kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya.
Allah dalam surat Ar-Rahman, ayat 13, bertanya kepada manusia:
فَبِأَيِّ آلاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Artinya: Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..