Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman.
Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.
Ketika Musa dan para pengikutnya telah mendekati laut merah, Allah mewahyukan kepada Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya. Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung yang besar.
Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun mengejar mereka. Allah subhanahu wata’ala kemudian menenggelamkan mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan dalam berdakwah agar selalu bersabar. Di atas garis perjuangan mereka inilah para sahabat dan para ulama menempuh jalan. Mereka mengikhlaskan jiwa dan raga untuk memperjuangkan agama Allah.
Selain peristiwa Nabi Musa alaihissalam, kita juga harus mengingat teladan Sayyidina al-Husain radhiyallahu ‘anhu yang gugur syahid pada hari Asyura, hari Jumat 61 H.
Al-Husain berpegang teguh dengan kebenaran dan konsisten dengannya, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar hingga ia terbunuh padahal beliau adalah putra dari putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau gugur syahid di tangan orang-orang yang fasiq dan zalim.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hari besar yang kedua yaitu hari kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus. Selama ……. tahun kita menghirup udara kemerdekaan, apakah kita telah benar-benar meraih kemerdekaan yang hakiki?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..
