Kita tidak bisa menyaksikan Allah karena kita mempunyai hijab sehingga kita tidak bisa mengakses dimensi Allah. Walaupun demikian, Allah tetap bisa secara penuh mengawasi kita semua.
Allah menciptakan semua hamba baik dari kalangan jin maupun manusia dengan tujuan untuk menyembah kepada-Nya. Dalam menyampaikan kehendak-Nya, Allah mengutus para Nabi yang di antaranya adalah Nabi Muhammad ﷺ untuk menyampaikan risalah ilahiyah.
Hikmahnya, manusia yang berada pada dimensi yang penuh hijab dan tidak sama dengan dimensi Tuhan, bisa menjadi tahu atas apa yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui perantara utusan-Nya.
Contohnya adalah bagaimana Allah memerintahkan umat Muhammad untuk menjalankan ibadah shalat lima waktu. Kita sebagai manusia tidak akan bisa memahami atas apa yang dikehendaki oleh Allah tersebut tanpa melalui rasul (utusan Allah) yang menyampaikan informasi-informasi penting.
Barulah kemudian kita menjadi tahu bahwa misalnya Allah menghendaki kita sebagai umat manusia diperintah secara wajib untuk menjalankan shalat lima waktu.
Kewajiban shalat lima waktu ini dimulai setelah Nabi Muhammad ﷺ di-isra’-kan (diperjalankan oleh Allah di waktu malam) dari Masjidil Haram, kota Makkah menuju Masjidil Aqsha, Palestina, kemudian di-mi’raj-kan (dinaikkan) dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha.
Perjalanan malam Nabi Muhammad ini merupakan perjalanan yang menakjubkan. Betapa tidak? Jika kita sehari-sehari mengungkapkan syukur menggunakan kalimat alhamdulillah, mendapatkan musibah dengan innalillah, di dalam sebuah hal yang menakjubkan, kita disyariatkan untuk membaca subhanallah.
Di dalam Al-Qur’an, pada kisah isra’ mi’raj ini Allah berfirman menggunakan kata subhana sebagaimana yang tertera pada ayat pertama surat al-Isra’:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS al-Isra’: 1).
Hadirin Rahimakumullah..
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..