Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk teliti dalam berwudhu, jangan sampai ada sesuatu yang menjadikan wudhu kita tidak sah sehingga berpengaruh kepada shalat kita.
Setelah kita melakukan ketelitian dalam berwudhu, ada suatu amalan yang memiliki keutamaan dalam Islam yang berkaitan dengan hal ini, yaitu menjaga wudhu. Memang menjaga wudhu terus menerus tidaklah diwajibkan, namun ada keutamaan dan kesunnahan di balik amalan ini.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.
Menjaga wudhu adalah salah satu ciri dari seorang yang beriman, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi saw:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Artinya, “Dari Tsauban, ia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Istiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Beramallah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin.” (HR Ibnu Majah).
Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada orang yang yang selalu menjaga wudhunya kecuali orang mukmin. Menjaga wudhu sendiri artinya adalah memperbaharui wudhu kita apabila dirasa berhadats atau batal.
Lantas, apakah melestarikan wudhu yang kita miliki pernah dilakukan orang-orang sebelum kita? Rasulullah saw pernah menceritakan bahwa ketika beliau diperlihatkan surga, salah satu yang didengarnya adalah suara sandal kaki Bilal.
Bilal adalah salah seorang Sahabat yang selalu mendawamkan atau terus menerus memperbaharui wudhunya ketika berhadats. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Al-Hakim:
أَصْبَحَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا، فَدَعَا بِلاَلاً، فَقَالَ: “يَا بِلاَلُ بِمَ سَبَقْتَنِي إِلَى الجَنَّةِ؟ إِنِّي دَخَلْتُ الْبَارِحَةَ الجَنَّةَ فَسَمِعْتُ خَشْخَشَتَكَ أَمَامِي”. فَقَالَ بِلاَلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا أَذَّنْتُ قَطُّ إِلاَّ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ، وَمَا أَصَابَنِي حَدَثٌ قَطُّ إِلاَّ تَوَضَّأْتُ عِنْدَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “بِهَذَا”
Artinya, “Suatu pagi Rasulullah saw memanggil Bilal. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Bilal, dengan amal apa kamu mendahului diriku di surga? Sungguh semalam aku memasuki surga. Aku mendengar derap suara sandalmu di depanku.” Bilal menjawab, “Wahai Rasulullah, tidaklah aku melakukan suatu dosa sama sekali melainkan setelahnya aku shalat dua rakaat. Dan tidaklah diriku berhadats (batal wudhu), melainkan aku langsung wudhu lagi dan shalat dua rakaat.” Rasulullah saw berkata, ‘Dengan amalan inilah (engkau mendahuluiku masuk surga)’.” (HR Al-Hakim).
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.
Perlu diketahui bahwa wudhu adalah bagian dari ibadah, sehingga ada ganjaran bagi orang yang menjaga wudhunya, meskipun ia wudhu bukan dalam rangka melaksanakan shalat saja.
Syekh Badruddin al-‘Ayni dalam ‘Umdatul Qari jilid I halaman 59 menyebutkan:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..