Oleh karena itu, terdapat tradisi yang baik di masyarakat Indonesia sebelum khutbah disampaikan oleh khatib. Muadzin biasanya mengingatkan jamaah untuk mendengarkan dengan seksama materi khutbah Jumat dengan membacakan sebuah hadits yakni:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata; “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: jika kamu berkata kepada temanmu; “Diamlah” padahal imam sedang khutbah, ia telah berbuat sia-sia.” (HR Bukhari Muslim).
Maasyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Setelah mendengarkan khutbah dengan baik, selanjutnya diwajibkan pada kita untuk melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Ibadah ini sangat penting sebagai kelanjutan rangkaian ibadah yang bertujuan di antaranya menjadikan diri kita insan yang taat pada perintah Allah untuk menyembah-Nya.
Shalat merupakan media kita mendekatkan diri kepada Allah walaupun kita tidak dapat melihat-Nya secara langsung. Namun kita harus yakin bahwa Allah senantiasa melihat kita. Rasulullah saw bersabda:
أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya; “Engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)
Maka dengan materi khutbah yang telah disampaikan oleh khatib ditambah dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat Jumat, kita berharap bisa menjadi hamba Allah yang taat. Menjalankan ketaatan dengan memperbanyak beribadah merupakan salah satu upaya mempertahankan keimanan dan ketakwaan dalam diri kita.
Dengan predikat takwa, kita pun akan bisa menjadi hamba yang paling mulia di sisi Allah swt. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..