Shalawat merupakan wasilah dan cara seorang muslim untuk memperoleh keberkahan, pahala, martabat yang agung dan maghfirah-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barang siapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah akan memberkatinya dengan sepuluh doa, dan akan dihapus sepuluh kesalahan darinya, dan ditinggikan sepuluh derajat untuknya.” (HR. An-Nasa’
Dalam hadits lain disebutkan,
Ubay bin Kaab berkata, “Wahai Rasulullah, aku sering membawa shalawat untuk baginda, lalu seberapa banyak aku bershalawat untuk baginda?”
Rasulullah menjawab, “Terserah.”
Ubay berkata lagi, “Seperempat?”
Rasulullah menjawab, “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”
Ubay bertanya lagi, “Setengah?”
Rasulullah menjawab, “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”
Ubay bertanya lagi, “Dua pertiga?”
Rasulullah menjawab, “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”
Ubay berkata, “Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda.”
Rasulullah lalu bersabda,
إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
“Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu dan dosamu diampuni.” (HR. At-Tirmizi No. 2457)
Keutamaan Shalawat kedua: Mendapat kedudukan yang tinggi dan syafaat darinya.
Seorang muslim yang paling sering bershalawat paling dekat kedudukannya di sisi baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan paling berhak mendapatkan syafaatnya.
Sebagaimana hadis Nabi tentang keutamaan shalawat nabi khususnya di hari Jumat seperti sekarang ini,
Dari Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ أُمَّتِي تُعرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ؛ فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً
“Shalawat dan doa umatku sampai kepadaku pada setiap hari Jumat, orang yang paling banyak bershalawat kepadaku di antara mereka adalah orang yang paling terdekat denganku kedudukannya.” (HR. Al-Baihaqi No. 5995)
Rasulullah juga pernah bersabda,
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ
“Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama adalah hari Jumat, pada hari itu Adam di ciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu juga ditiup (sangkakala) dan pada hari itu juga mereka pingsan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.”
Para sahabat pun penasaran, lalu bertanya kepada Rasulullah, “Bagaimana mungkin shalawat kami akan sampai pada engkau, sedangkan engkau telah hancur menjadi tanah?”
Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Allah mengaharamkan bagi tanah untuk menghancurkan jasad-jasad para nabi.” (HR. Ibnu Majah No. 1085)
Terkait hadits keutamaan shalawat nabi ini, Ibnu Qayyim rahimahullah berkomentar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebaik-baiknya manusia, dan Jumat sebaik-baiknya hari-hari.
Maka, bershalawat untuknya pada hari ini adalah sebuah keistimewaan, dan merupakan sebuah upaya dari bentuk kesyukuran, pujian, serta penunaian terhadap sebagian kecil haknya. Maka kita diperintahkan untuk banyak bershalawat untuknya pada siang hari ini dan malamnya.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,
Keutamaan shalawat ketiga: Sebab doa terkabul.
Shalawat merupakan bagian dari adab sekaligus termasuk sebab doa mustajab.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib,
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Semua doa itu terhalang, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ath-Thabarani No. 821)
Salah seorang sahabat Rasul, namanya Fadhalah bin ‘Ubaid. Ia berkisah. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk, tiba-tiba seseorang masuk dan melakukan shalat dan berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.”
Kemudian, saat itu Rasulullah bersabda, “Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang melakukan shalat. Apabila engkau melakukan shalat dan duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang menjadi hakNya. lalu bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah kepadaNya.”
Kemudian ada orang lain setelah itu yang melakukan shalat lalu memuji Allah, dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nabi pun bersabda, “Wahai orang yang melakukan shalat, berdoalah maka akan dikabulkan doamu!” (HR. At-Tirmizi No. 3476)
Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Keutamaan shalawat keempat: Menghindarkan diri dari sifat bakhil dan kecelakaan.
Hal ini sebagaimana yang diingatkan oleh baginda Nabi melalui sabdanya,
إِنَّ الْبَخِيلَ مَنْ ذُكْرِتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Sesungguhnya orang yang bakhil adalah orang yang mendengar namaku disebutkan namun ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. An-Nasa’i No. 9800)
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Sungguh celaka orang yang mendengar namaku disebutkan tapi ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi No. 3545)
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,