Kedua, Rasulullah ﷺ memperingati hari kelahirannya.
Memperingati hari kelahiran Rasul adalah sebuah ungkapan dari suka cita dan luapan kegembiraan atas kehadiran Rasulullah ﷺ di muka bumi. Dari situ dapat dipahami bahwa rutinitas puasa yang dilakukan Rasulullah ﷺ. di hari Senin, hakikatnya merupakan wujud dari peringatan hari kelahiran beliau sendiri. Rasulullah melakukannya sebagai wujud mengagungkan dan rasa syukur beliau telah dijadikan Allah ﷻ sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Ketiga, Anjuran memperingati hari kelahiran Rasulullah ﷺ.
Allah ﷻ memerintahkan kita untuk bersyukur dan bahagia atas setiap rahmat-Nya yang diberikan kepada kita. Di dalam surat Yunus ayat 58 dikatakan :
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا
“Katakanlah, atas anugerah dan RahmatNya hendaknya mereka berbahagia” (QS. Yunus: 58).
Tidak diragukan lagi jika Rasulullah ﷺ adalah lebih agung-agungnya rahmat Allah ﷻ kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta. Anjuran bersyukur-bahagia pada ayat tersebut tidak dibatasi waktu dan tempat. Kapanpun, kita dianjurkan mensyukuri wujudnya Rasulullah ﷺ di dunia. Setiap saat kita dianjurkan untuk melakukannya. Rahmat wujudnya Rasulullah ﷺ dapat dirasakan sampai kapanpun dan tidak akan terputus habis dimakan zaman.
Jika di hari-hari biasa saja kita dianjurkan bersyukur atas wujudnya Rasulullah ﷺ, lebih-lebih di hari atau bulan kelahiran beliau. Anjuran tersebut menjadi sangat dikukuhkan.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..