Mari kita renungkan hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدَبِ بْنِ جُنَادَةَ ، وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ الله عَنهُمَا , عَنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمِ – قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ . رواه الترمذي
Dari Abi Dzar; Jundub bin Junadah, dan Abi Abdirrohman; Muadz bin Jabal Radliyallahu ‘anhuma dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan maka akan menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik. (HR. At-Tirmidzi).
Dari Hadits di atas dapat kita pahami bahwa ada tiga pesan penting:
Hubungan manusia dengan Allah SWT melalui kalimat
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
Yang berkaitan manusia dengan dirinya sendiri melalui kalimat
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
Yang berkaitan manusia dengan manusia lainya melalui kalimat
وَخَالِقُ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٌ
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Takwa adalah melaksanakan apa yang Allah SWT perintahkan dan mejauhi segala larangan-Nya. Untuk mencapai derajat ketakwaan yang sempurna maka seseorang harus mengetahui apa saja yang Allah SWT perintahkan begitupun dengan larangan-Nya. Maka disinilah seseorang dituntut harus mendalami pemahaman agamanya. Bila agamanya kuat dengan mengakui dan sadar bahwa ia hidup hanya sementara, dunia hanyalah tempat singgah untuk sekedar mencari bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal.
Menyadari bahwa kekayaan sebanyak apapun yang kita miliki jika pada akhirnya tidak mendapatkan ridho Allah SWT adalah sebuah kerugian. Menyadari bahwa ridho Allah Swt adalah tujuan utama dari setiap langkah hidupnya. Maka seseorang yang bertakwa dalam kehidupanya selalu merasa terawasi oleh Allah, karena takut mendapatkan murka dan azab-Nya. Inilah makna
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
“bertakwalah di manapun kamu berada”.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Apabila kita telah melanggar hukum dan berbuat salah maka hendaknya bertaubat untuk tidak mengulanginya lagi serta menggantinya dengan perbuatan baik dan terpuji. Orang yang baik bukanlah orang yang tidak punya salah. Karena tidak ada orangnya yang tidak punya salah. Orang baik adalah orang yang mau mengakui kesalahanya dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin hidup sendirian. Pasti berinteraksi dengan alam sekitarnya. Di sinilah perlunya seorang manusia menjalin hubungan yang harmonis antar sesama. Dengan saling memahami hak dan kewajibannya. Timbulnya pertikaian, peperangan dan penistaaan disebabkan kurangnya menjaga hubungan yang harmonis. Sikap antipati yang menyebabkan ia melanggar hak orang lain, perilaku yang terlalu mementingkan urusan pribadinya di atas kepentingan orang banyak, pada dasarnya telah menanam benih permusuhan dan mencabut kedamaian.
Baca halaman berikutnya…