Imam ath-Thabari berkata, “Maksud sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya.”
Ada yang berpendapat al-Haq adalah hakikat keimanan, sehingga maknanya menjadi telah tiba sakratulmaut dengan wujud kematian.” (Jami’u al-Bayan Fi Tafsiri al-Quran, ath-Thabari, 26/100–101)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah
Ketika sakaratul maut berlalu, kemudian mayit dibawa ke pemakaman. Marikita merenung sejenak. Siapa kawan kita di alam kubur?
Barangkali kita memiliki teman di akun WhatsApp lima ratus pertemanan. Kawan di kontak hape seribu orang. Kawan di kampung seratus orang. Kawan di masa sulit satu atau dua orang, lalu berapa kawan yang mengiringi jenazah kita? Mungkin hanya keluarga dan tetangga kita saja.
Selanjutnya berapa teman di alam kubur? Tidak ada! Hanya kita sendirian. Kawan kita adalah amal saleh kita sendiri.
Sungguh Allah telah berfirman
,فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
“Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. An-Nahl: 61)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah
Maka yang bisa kita lakukan hanya mempersiapkan bekal yang akan kita bawa untuk menghadapi kematian dan alam setelahnya.
Saudaraku sekalian, kematian itu pasti menghampiri. Terkadang dengan mengingat kematian, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..