Khutbah Idul Fitri 2021: Memperingati Hari Kemenangan di Tengah Pandemi

Khutbah Idul Fitri di tengah pandemi, khutbah ini ditulis oleh Drs. KH. MOH. MUHSIN, MH Ketua Yayasan Perguruan Tinggi NU Batoro Katong Ponorogo.

KHUTBAH PERTAMA

7٩ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْأَللهُ أَكْبَرُ ×

Bacaan Lainnya

اَلْحَمْدُ للهِ الوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارْ، تَذْكِرَةً لِأُوْلِي الْقُلُوْبِ وَالأَبْصَارْ، وَتَبْصِرَةً لِذَوِي الأَلْبَابِ وَالاِعْتِبَارْ، اَلَّذِي أَيْقَظَ مِنْ خَلْقِهِ مَنِ اصْطَفَاهُ فَزَهَّدَهُ فِي هَذِهِ الدَّارْ، وَشَغَلَهُ بِمُرَاقَبَتِهِ وَإِدَامَةِ الأَفْكَارْ، وَمُلَازَمَةِ الاِتِّعَاظِ وَالاَذْكَارْ، وَوَفَّقَهُ لِلدَّأْبِ فِي طَاعَتِهِ وَالتَّأَهُّيُّئِ لِدَارِ القَرَارْ، وَالحَذَرِ مِمَّا يُسْخِطُهُ وَيُوْجِبُ دَارَ البَوَارْ، وَالمُحَافَظَةِ عَلَى ذَلِكَ مَعَ تَغَايُرِ الأَحْوَالِ وَالأَطْوَارْ. أَحْمَدُهُ أَبْلَغَ حَمْدٍ وَأَزْكَاهْ، وَأَشْمَلَهُ وَأَنْمَاهْوَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ البَرُّ الْكَرِيْم، الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْم، وَأَشْهَدُ أّنَّ سّيِّدَنَا مُحّمَّدًاً عَبْدُهُ وّرَسُوْلُهْ، وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهْ، اَلْهَادِي إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْم، وَالدَّاعِي إِلَى الدِّيْنِ القَوِيْم. صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّيْن، وَآلِ كُلٍّ، وَسَائِرِ الصَّالِحِيْنَ . (أَمَّا بَعْدُ)

فَيَاأَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ, اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ, إِتَّقُوا اللَه حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ
قَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الكَرِيْم : بسم الله الرحمن الرحيم, … وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء :1)صَدَقَ اللهُ العَظِيْمُ

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya, dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya serta menjauhkan diri dari segala yang menjadi larangan-Nya.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Kita baru saja meninggalkan bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, bulan yang mulia di mata manusia juga di sisi-Nya. Allah SAW, mencurahkan ampunan-Nya kepada hamba yang telah mengisi bulan Ramadlan dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Bulan Ramadlan, pantas dikatakanan BULAN HABLUM MINALLAH, bulan yang mempererat hubungan antara hamba yang shalih dengan Allah SWT.

Pada saat ini kita memasuki bulan Syawal, saatnya kita semua melengkapi perbuatan baik selama bulan Ramadlan. Maka bulan ini pantas dikatakan BULAN SILLATURROHIM, BULAN HABLUM MINANNAS, mempererat tali persaudaraan, diantara para manusia.

Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an; An-Nisa’, ayat 1:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ

“Dan bertakwalah kepada Allah SWT. yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.” (Q.S. An-Nisa’ : 1).

أَيْ اِتَّقُوا اللهَ وَاتَّقُوا الأَرْحَامَ فَصِلُوْهَا وَلاَ تَقْطَعُوْهَا. وَقَدْ نَبَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى إِذْ قَرَنَ الأَرْحَامَ بِاِسْمِهِ الكَرِيْمِ عَلَى أَنَّ صِلَّتَهَا بِمَكَانٍ مِنْهُ. (تفسير البيضاوي : ج 1 / ص 427)

“Yakni bertaqwalah kepada Allah SWT. dan berhati-hatilah dengan urusan persaudaraan. Maka eratkanlah tali persaudaraan itu, dan jangalah sekali-kjali memutuskannya. Sungguh Allah SWT. telah mengingatkan untuk mempererat tali sillaturrohim, ketika Allah SWT. menyandingkan Arham dengan kebesaran nama-Nya. sehingga dapat dipahami, bahwa menyambung tali persaudaraan itu sejajar derajatnya dengan mengagungkan asma-Nya. (Tafsir al-Baidlowi, I/ 427).

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Syawal tahun ini kiranya berbeda dengan syawal-syawal sebelumnya. Karena syawal tahun ini, bertepatan dengan suasana perjuangan kita bersama menghadapi wabah penyakit yang merata seduania, yaitu wabah corona.

Di tengah-tengah suasana wabah ini, yang lebih baik adalah berdiam diri di daerah atau wilayah tempat tinggal kita masing-masing, tidak keluar melintas batas daerah atau melintas batas wilayah.

Dalam sebuah hadist Nabi SAW. :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ … لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ. (صحيح البخاري : ج ١١ / ص ٢٩٣)

“Diriwayatkan dari sahabat ‘Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda ‘Seseorang yang berada di tengah-tengah wabah, lantas dia berdiam diri di daerahnya dengan penuh kesabaran dan semata-mata hanya mengharapkan pahala dari-Nya, karena dia tahu bahwa segala yang menimpanya adalah keputusan Allah untuknya, maka orang tersebut akan mendapatkan sebesar pahala mati syahid’”. (HR. Bukhari).

Dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al-Qalyubi :

يَحْرُمُ دُخُولُ بَلَدِ الطَّاعُونِ وَالْخُرُوجُ مِنْهَا بِلَا حَاجَةٍ لِوُجُودِ النَّهْيِ عَنْ ذَلِكَ. (حاشيتا قليوبي – وعميرة : ج ٤ / ص ٤١٥)

“Haram hukumnya memasuki daerah wabah, juga keluar dari daerah tersebut tanpa adanya tujuan yang penting, karena adanya larangan terhadap hal tersebut”. (Hasyiyah Al-Qalyubi : IV/415)

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Di satu sisi kita tahu, bahwa sillaturrohim di hari lebaran merupakan hal yang dirasa penting, tetapi di sisi lain wabah corona, adalah sesuatu yang harus kita hadapi bersama secara serius; dan tidak boleh lalai. Oleh karena itu kita harus berfikir juga bertindak secara bijaksana dengan menjalankan segalanya secara “Aham fal Aham” mendahulukan yang lebih penting dari yang penting dan mendahulukan yang penting dari yang kurang penting; karena hanya cara ini yang lebih baik dan bijaksana.

Dijelaskan dalam kitab Nadzmud Duror :

قَالَ : الشَّيْخُ إِبْرَاهِيْمُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ بَكْرٍ اَلْبِقَاعِيُّ : لمَاَّ كَانَ العَاقِلُ مَنْ قَدَّمَ في كُلِّ أَمْرٍ ” الأهَمَّ فَالأهَمَّ ” فَمَيَّزَ بَيْنَ خَيْرِ الخَيْرَيْنِ فَأتَّبِعْهُ. (نظم الدرر للبقاعي : ج ٧ / ص ٢٥٤)

“As-Syekh Ibrahim bin Umar bin Ali bin Abi Bakar al-Biqa’i, berkata ‘Sekiranya ditemukan orang yang cerdas, dalam setiap urusan ia lakukan secara Aham fal aham, sehingga ia mampu memilah dan memilih yang lebih baik dari dua hal yang sama-sama baik, maka ikutilah dia.”. (Nadzmud Duror : VII/254).

Dengan prinsip kerja “aham fal aham”, maka perkara yang hukumnya fardlu didahulukan dari perkara wajib, perkara wajib didahulukan dari perkara yang hukumnya sunnah.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Apabila kita menjumpai suatu perkara yang diperintahkan di satu sisi dan dilarang di sisi lain, maka yang lebih baik adalah menghindarkan diri dari perkara tersebut.

Ulama’ ahli Ushul ngendika’aken :

إنَّ الْمُحَرَّمَ إذَا عَارَضَهُ الْوَاجِبُ قُدِّمَ عَلَى الْوَاجِبِ ؛ لِأَنَّ رِعَايَةَ دَرْءِ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ رِعَايَةِ حُصُولِ الْمَصَالِحِ(في أنواع الفروق : ج ٨ / ص ٢٨١

“Apabila ada suatu perkara yang dipertentangkan antara wajib dan haram, maka didahulukan hukum haram atas hukum wajib, karena menjaga dari terjadinya kerusakan itu lebih diutamakan daripada usaha mewujudkan kemaslahatan” (Fi Anwa’il Furuq : VIII/281).

Tradisi lebaran dengan anjangsana dari rumah ke rumah, di satu sisi dirasa sangat baik, karena merupakan bentuk dari sillaturrohim saling berma’afan, tetapi di sisi lain sangatlah berbahaya di zaman pandemi ini, karena rentan terjadi penularan virus lebih besar dan meluas. Maka yang lebih baik adalah tetap menjalankan sillaturrohim tetapi tidak dengan cara anjangsana ke sana dan kemari, karena menghindari mafsadah lebih diutamakan daripada mewujudkan maslahah.

Marilah kita mengambil pelajaran dari firman Allah SWT. dalam Surat al-Isra’, ayat 29 :

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا (الاسراء : ٢٩)

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (Q.S. Al-Isra’ : 29).

Artinya dalam suasana lebaran ini tidaklah perlu kita mengunci diri, tetapi tidak pula baik ketika berkeliaran kesana kemari.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Semoga kita senantiasa mendapat perlindungan dan Rahmat dari-Nya. Diberi keteguhan iman dan Islam istiqomah dalam ibadah. Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ بِاَيَةِ القُرْأنِ الْكَرِيْمِ, وَنَفَعَنَا وَلَكُمْ بِتِلاَوَتِهِ وَفَهْمِهِ وَبِحِفْظِ مَعَانِيْهِ العَظِيْمِ : أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)وَقُل رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّحِمِيْنَا

KHUTBAH KEDUA

الله اكبر ×7

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمُنْفَرِدِ بِالدَّوَامِ . الْبَاقِي بَعْدَ فَنَاءِ الأَيَّامِ . الْمُوجِدِ لِلْخَلْقِ بَعْدَ الْعَدَمِ . الْمُفْنِي لَهُمْ بَعْدَ أَنْ ثَبَتَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الصُّحُفِ كَمَا جَرَى بِهِ الْقَلَمُ . الْعَالِمِ بِمَا انْطَوَتْ عَلَيْهِ أَسْرَارُهُمْ فِي الْحَالِ وَفِي الْقِدَمِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ مُضْطَرٍّ إلَيْهَا عِنْدَ زَلَّةِ الْقَدَمِ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَرْسَلَهُ إلَى أَكْرَمِ الأُمَمِ . وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.وَبَعْدُ

فَاتَّقُوا اللهَ وَافْعَلُوا الخَيْرَ وَاجْتَنِبُوا الفَوَاخِشَ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى فَهُوَ اَصْدَقُ القَائِلِيْنَ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا . اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْت عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْت عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إنَّك حَمِيدٌ مَجِيدٌ

أللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ ، الاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ , اَللَّهُمَّ أصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وِأَلِفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا الإِيْمَانَ ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صلى الله عليه وسلم ، وَانْصُرْنَا عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّنَا وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ , بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ . آمِيْنَرَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Pos terkait