Bahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kepada para perempuan, yaitu istri-istri kita untuk berbuat baik kepada tetangga-tetangga perempuan mereka dalam sabdanya:
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ (رواه مالك في الموطأ)
Artinya: Wahai para perempuan muslimah, janganlah sekali-kali seseorang dari kalian menganggap remeh untuk berbagi dengan tetangganya meskipun hanya dengan kuku kambing. (HR Malik dalam al-Muwattha’).
Hadirin yang Berbahagia
Salah satu hal yang dapat menguatkan hubungan kita dengan tetangga dan menjadi sebab timbulnya rasa kasih sayang antar tetangga adalah saling berbagi dan saling memberi hadiah. Sahabat Abu Dzarr radliyallahu Aanhu berkata:
إِنَّ خَلِيْلِيْ صلى الله عليه وسلم أَوْصَانِي فَقَالَ: إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ ثُمَّ انْظُرْ أهلَ بَيْتٍ مِنْ جِيْرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِـمَعْرُوْفٍ” (رواه مسلم)
Artinya: Sesungguhnya kekasihku (Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) berpesan kepadaku: Jika engkau memasak sup, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian lihatlah salah satu keluarga di antara tetanggamu lalu berikanlah sebagian darinya kepada mereka dengan baik. (HR Muslim)
Mengenai sikap baik kepada tetangga, kisah yang sering diceritakan oleh para ulama adalah sikap seorang wali yang bernama Sahl at-Tustari kepada tetangganya yang beragama Majusi.
Ibn al-Mulaqqin dalam Thabaqat al-Auliya’ menceritakan bahwa Sahl as-Tustari memiliki seorang tetangga yang beragama majusi. Suatu ketika jamban tetangganya yang majusi itu bocor hingga mengalirlah kotoran dari jamban itu ke rumah Sahl.
Dengan penuh kesabaran, di siang hari Sahl menampung kotoran itu. Lalu ia membuangnya di malam hari. Bertahun-tahun hal itu berjalan. Sahl sama sekali tidak pernah mengeluh dan protes kepada tetangganya tersebut.
Suatu saat, Sahl jatuh sakit. Ia lalu memanggil sang majusi dan memberitahunya tentang kotoran yang mengalir ke rumahnya setiap hari. Sahl merasa ajalnya sudah dekat. Ia khawatir jika hal itu tidak ia beritahukan kepada majusi, ahli waris Sahl tidak akan bersabar sebagaimana ia bersabar. Itu akan menyebabkan mereka memusuhi majusi.
Mendengar hal itu, majusi menangis terharu bercampur takjub atas kesabaran Sahl yang luar biasa. Sang majusi lalu berkata: Anda bersabar atas gangguan kotoran dari jambanku selama berbulan-bulan.
Anda tetap memperlakukanku dengan sangat baik. Ulurkan tangan anda. Aku akan masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat di hadapan anda. Tidak lama setelah itu, Sahl pun meninggal dunia.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..