Teladan yang dicontohkan Imam Sahl jangan hanya dikisahkan semata. Akan tetapi sudah semestinya kita meneladaninya dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mampukah kita melakukan hal yang sama? Ataukah sebaliknya, kita akan mengeluh, berteriak-teriak dan bertengkar dengan tetangga kita jika mengalami hal sama?
Padahal tetangga kita adalah saudara kita sesama muslim. Dan yang mengalir ke rumah kita mungkin adalah air yang suci, bukan kotoran yang najis seperti yang dialami oleh Imam Sahl.
Kaum Muslimin yang Berbahagia
Marilah kita saling mengingatkan untuk berbuat baik kepada tetangga. Kita hindarkan diri dari apapun yang dapat menyakitinya atau melukai hatinya. Janganlah kita bertanya kepadanya mengenai sesuatu yang bukan urusan kita dan kita tidak berkepentingan dengannya.
Janganlah kita mencari-cari aibnya. Janganlah kita berusaha melihat sesuatu yang ia sembunyikan dari kita. Janganlah kita mendengarkan atau mencuri dengar pembicaraan yang ia rahasiakan dari kita.
Marilah kita berbagi makanan dan minuman dengannya. Jika ia sakit, marilah kita menjenguknya. Jika ia meninggal, marilah kita antarkan jenazahnya ke pemakaman. Kita menghiburnya apabila ia ditimpa musibah. Kita bantu jika ia membutuhkan bantuan. Kita hutangi jika ia membutuhkan.
Marilah kita memperlakukan tetangga kita dengan baik sebagaimana kita ingin diperlakukan olehnya dengan baik. Marilah kita bersabar atas gangguannya. Marilah kita bersabar atas perlakukan buruknya kepada kita.
Marilah kita tampakkan kegembiraan saat ia gembira. Kita tampakkan kesedihan saat ia bersedih. Kita jaga rahasianya. Janganlah kita sebarkan aib dan keburukannya.
Hadirin Rahimakumullah
Demikian besarnya hak-hak tetangga yang harus kita penuhi, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..