Kita perlu renungkan bahwa Allah swt menciptakan telinga lebih banyak dari mulut. Allah memberi karunia dua telinga di bagian kepala sebelah kiri dan kanan.
Sementara mulut diciptakan oleh Allah swt satu buah. Hal ini sebenarnya memiliki hikmah yang mendalam bahwa kita diingatkan untuk lebih banyak mendengar daripada banyak berbicara.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumulla
Terkait dengan komunikasi Rasulullah saw pun telah mengingatkan umat Islam untuk memiliki tata krama dan etika. Dalam haditsnya, kita diingatkan untuk benar-benar berpikir matang pada apa yang akan kita ucapkan.
Kita harus mempertimbangkan manfaat serta mudarat, keuntungan dan kerugian, serta apakah akan berdampak negatif atau positif. Dalam haditsnya Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).
Lisan kita ibarat pisau yang bermanfaat jika digunakan untuk hal-hal yang baik. Namun sebaliknya akan membawa bencana jika digunakan dengan tidak bijak.
Bukan hanya melukai diri sendiri, namun bisa melukai orang lain. Bukan hanya luka yang bisa sembuh dalam waktu pendek, namun luka dalam hati yang bisa saja terus bersemayam dalam hati. Rasulullah mengingatkan dalam haditsnya:
أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ
Artinya: “Mayoritas kesalahan anak Adam adalah pada lidahnya.” (HR. Thabrani).
Rasulullah juga mengingatkan:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya: “Betakwalah kalian di manapun kalian berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan yang mana itu bisa menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik” (HR Imam At-Turmudzi)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..