Contoh Teks Khutbah Jumat PDF Tema Politik: Menjaga Perdamaian di Tahun Politik (B. Indonesia)

ilustrasi politik
ilustrasi politik

Ketegangan dan perpecahan dapat merugikan dialog dan kerjasama, bahkan dapat menimbulkan permusuhan dan kehilangan kedamaian. Maka, dalam berpolitik, tetaplah bertakwa kepada Allah sebagai bekal utama. Wa tazawwaduu fa inna khairaz-zaadit-taqwaa. Rasulullah juga berpesan, “

Artinya: “Aku berpesan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” (HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)

Bacaan Lainnya

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah swt.

Terlihat jelas situasi dalam hadits ini Rasulullah sedang memberikan pedoman teknis bagaimana menghadapi tahun-tahun politik yang penuh dengan perselisihan (ikhtilafan katsira).

Perselisihan itu membuat kita menjadi sulit membedakan kebaikan dan keburukan serta kebenaran dan kesalahan. Itulah zaman fitnah, penuh dengan ujian dan cobaan berat.

Selama masih belum lulus dari masa ujian itu, suatu bangsa pasti masih belum bisa memasuki masa yang damai serta penuh dengan kesejahteraan dan kemajuan.

Pesan Nabi ini memiliki kesamaan dengan pesan ayat yang telah kita cermati bersama. Beliau berpesan supaya kita senantiasa bertakwa. Cara bertakwa dalam situasi seperti ini adalah tetap taat dan patuh pada konstitusi, undang-undang, dan pemerintah yang sah (as-sam’u wat-tha’ah).

Apapun kondisinya, siapapun pemimpinnya (wa in ta’ammara alaikum abdun habasyi), tidak ada alasan bagi kita untuk berbuat menyalahi aturan yang berlaku. Ini adalah prinsip yang harus dipegang erat nan kuat (addlu ‘alaiha bin-nawajidz).

Melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi aturan itulah sejatinya yang disebut dengan bid’ah. Itulah hal-hal baru yang tidak ada dalam aturan yang telah ditetapkan. Itulah yang disebut sebagai bid’ah yang menyesatkan dalam berbangsa dan bernegara. Hal baru nan mengada-ada inilah yang membuat umat jadi terpecah belah, hancur dan binasa.

Lihatlah konstitusi kita, perhatikan undang-undang negara kita, dan cermatilah aturan-aturan pemerintah kita. Niscaya, kita akan selamat dari hal bidah yang mengacaukan kesatuan dan persatuan umat dan bangsa kita. 

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah swt.

Dari ayat dan hadits tadi, kita menjadi paham bahwa untuk menjalani ibadah dan ketakwaan dalam menjaga keutuhan umat dan bangsa ini adalah melalui ketaatan kepada konstitusi, undang-undang, dan pemerintah yang sah.

Ayat-ayat dan hadits tersebut juga memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai menjaga silaturahim, perdamaian, dan sikap saling menghormati dalam konteks tahun politik. Konsep “Bhinneka Tunggal Ika” dalam semboyan negara mencerminkan keberagaman umat yang bersatu dalam fitrah persatuan.

Dalam menjaga silaturahim, umat diajak untuk mengenali bahwa meskipun berbeda, hakikatnya satu. Perintah untuk tetap beribadah kepada Allah dan bertakwa pada-Nya, sejalan dengan nilai-nilai menjaga silaturahim.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait