Materi Khutbah Jumat Singkat Padat PDF: Empat Ciri-ciri Orang Yang Beruntung (B. Indonesia)

orang yang beruntung
orang yang beruntung

Biasanya sifat dasar manusia itu adalah selalu suka menyebut-nyebut atau bahkan dipuji karena telah melakukan kebaikan. Namun bukan begitu yang dikehendaki dalam Islam.

Orang yang justru melupakan kebaikannya adalah orang yang beruntung, dan sebaliknya orang yang suka mengingat-ingat kebaikannya justru termasuk orang-orang yang rugi.

Bacaan Lainnya

Kenapa bisa begitu, karena dengan semakin mengingat kebaikannya, maka sedikit demi sedikit pahala dari kebaikan tersebut menghilang dan akhirnya habis terkuras. Allah berfirman Q.S. al-Baqarah 264:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima),”

Firman Allah ini mengajarkan agar kita jangan menyebut-nyebut kebaikan kita. Jika kita menyebut-nyebut atau mengingat perbuatan baik yang pernah kita lakukan, maka bisa jadi lambat laun pahala yang kita dapat bisa berkurang bahkan habis tak tersisa.

Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah, tanda-tanda orang beruntung yang ketiga yaitu

3. وَنـظَرُهُ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ فِى الدِّيْنِ

Dalam hal urusan agama, orang yang beruntung adalah orang yang selalu melihat orang lain yang lebih dari dirinya.

Pesan ini memberikan motivasi pada kita semua untuk lebih giat dalam beribadah, lebih giat dalam beramal kebajikan.

Melihat orang yang rajin shalat, kita pun berupaya agar rajin juga shalat. Melihat orang yang selalu bersedekah dan melakukan kebajikan lainnya, kita pun ingin melakukan hal yang sama.

Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah, terakhir tanda-tanda orang beruntung adalah

4. وَنـظَرُهُ إِلَى مَنْ دُوْنَهُ فِى الدُّنْيَا

Kebalikan dari yang no.3 di atas, bahwa orang yang beruntung adalah selalu mengarahkan pandangannya kepada orang yang lebih rendah dari dirinya dalam hal urusan dunia.

Pesan ini mengajarkan kepada kita semua untuk hidup bersyukur dan bersabar. Di saat sakit, kita bersyukur masih diberikan umur, bayangkan ada orang lain yang tidak sakit namun langsung meninggal dunia.

Ketika ditimpa masalah, kita bersyukur masih bisa menghadapinya, sementara ada orang lain yang tidak bisa menghadapi masalah kemudian stress, struk dan meninggal dunia.

Ketika kita kekurangan harta, kita bersyukur karena kita masih bisa beraktifitas. Bahkan ketika kita tidak punya apa-apa, kita pun bersyukur karena ada orang yang punya harta, punya segalanya tapi tidak bisa melakukan apa-apa. Hadirin, itulah warna-warni kehidupan yang harus kita hadapi.

Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait