Dalam waktu sebentar saja konten itu lalu menyebar ke mana-mana. Jutaan orang bisa mengakses dan hebatnya lagi, gunjingan di Medsos tidak akan pernah hilang sebelum dihapus.
Menceritakan keburukan orang lain, dalam agama Islam dikenal dengan istilah ghîbah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah diceritakan, suatu ketika Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat, apakah kalian tahu apa itu ghibah? Maka para sahabat menjawab bahwa Allah dan Rasulnya yang lebih tahu. Kemudian Nabi menjawab: Ghibah adalah ketika kamu mengisahkan teman kamu tentang suatu yang tidak ia sukai. Lalu ada yang bertanya kepada Nabi, bagaimana kalau yang dikatakan memang sesuai fakta? Ya, kalau memang yang kamu katakan itu fatka, berarti kamu menggunjingnya. Namun jika yang kamu bicarakan tidak sesuai fakta, maka kamu membuat kedustaan terhadap dirinya. (HR Muslim).
Jamaah yang Berbahagia
Dalam pergaulan kekeluargaan dan masyarakat, kemungkinan besar akan menemukan kekurangan orang di sekitar kita. Dan itu wajar, karena di sekeliling kita adalah manusia. Tak ada manusia tanpa kekurangan di dunia ini.
Jika harus menuntut adanya manusia suci tanpa salah, seharusnya tuntutan tersebut terlebih dahulu untuk diri kita sendiri ketimbang orang lain.
Apabila kita kerap mengaku, “Wah, saya ini manusia biasa yang terkadang tergelincir pada salah dan dosa,” seharusnya seperti ini pula kita bersikap kepada orang lain. Jangan kalau kita melakukan kesalahan minta dianggap wajar, tapi giliran orang lain yang melakukan kesalahan, tidak kita salahkan dan gunjing habis-habisan. Seseorang yang tidak mudah menganggap wajar kesalahan orang lain, ia akan mudah menceritakan kesalahan mereka.
Sekarang, fasilitas yang paling praktis untuk menceritakan orang lain cukup banyak, mulai dari WA, Facebook, Instagram, Twitter, Youtube dan lain sebagainya. Peluang untuk mengungkapkan isi hati atau menceritakan kekurangan orang lain menganga besar.
Pergunjingan kini tak hanya berupa pembicaraan secara lisan melainkan pula bisa berupa tulisan atau konten lainnya. Selama sarana tersebut efektif untuk menyampaikan keburukan, selama itu pula dosa mengalir. Artinya, dosa ghibah bukan hanya bersumber dari lidah tapi juga bisa tangan.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..