5 Kunci Pintu Rezeki, Khutbah Jumat NU Singkat Padat Tentang Rezeki Dilengkapi dengan Khutbah Pertama dan Kedua

Kunci Pintu Rezeki
Kunci Pintu Rezeki

Pertama, takwa. Allah ta’ala berfirman:

   وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ، وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ (الطلاق: ٣-٢)

Bacaan Lainnya

Maknanya: Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya(QS ath Thalaq:2-3).

Kedua, istighfar dan taubat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

   مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ (رواه أبو داود وابن ماجه وغيرهما)

Maknanya: “Barang siapa yang menetapi (memperbanyak) istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari setiap kesedihan, jalan keluar dari setiap kesempitan dan menganugerahkan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan lainnya)

Ketiga, menjauhi maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

   إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ (رواه الحاكم وابن حبان وغيرهما)

Maknanya: “Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari suatu rezeki sebab dosa yang dilakukannya.” (HR al-Hakim, Ibnu Hibban, dan lainnya).

Keempat, tawakal kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:

   وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ (الطلاق: ٣)

Maknanya: “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya” (QS ath Thalaq: 3).

Tawakal adalah bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan. Tawakal tidaklah menafikan usaha. Tawakal hakikatnya adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dan percaya penuh kepada-Nya disertai melakukan sebab, usaha dan ikhtiar.

Kita tetap bekerja secara lahiriah dan bertawakal kepada Allah secara batin. Meskipun kita bekerja, kita tidak menggantungkan tercukupinya kebutuhan kepada pekerjaan, akan tetapi dalam hal tercukupinya segala urusan, kita hanya bergantung kepada Allah.

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا (رواه أحمد وابن ماجه والحاكم)

Maknanya: “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung. Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang terisi penuh.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).

Kelima, silaturahim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

   مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري ومسلم)

Maknanya: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahim” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Penting untuk kita pahami bersama bahwa banyaknya rezeki bukanlah tanda dicintai oleh Allah. Sebaliknya sempitnya rezeki juga bukanlah tanda dibenci dan dimurkai oleh Allah ta’ala.

Dalam sebuah hadits, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

   وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الدِّيْنَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ (رواه أحمد)

Maknanya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla memberikan dunia kepada orang yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan agama (Islam) kecuali kepada orang yang Ia cintai” (HR Ahmad)

Dalam riwayat yang lain:

   وَإِنَّ اللهَ يُعْطِي الْمَالَ مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الْإِيْمَانَ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ (رواه الطبراني)

Maknanya: “Sesungguhnya Allah memberikan harta kepada orang yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Ia cintai” (HR Ahmad)

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait