Materi Khutbah Jumat Tentang Haji Terbaru: Mengupas Hikmah Manasik Haji (B. Indonesia)

Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji
Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji

Sedangkan Wuquf di Padang ‘Arafah, maka di dalamnya terdapat hikmah yang besar dan kenangan yang agung. Di sana kita melihat lautan manusia. Kita mendengar lantunan suara mereka yang keras, berdoa kepada Allah yang Mahakuasa, dalam keadaan merendahkan diri, tunduk, berharap rahmat-Nya dan takut terhadap siksa-Nya.

Mereka berdoa kepada Allah, Sang Pencipta dan Pemilik mereka, dengan bahasa yang bermacam-macam dan logat yang beragam. Ini semua mengingatkan jamaah haji akan hari kiamat dan tahapan-tahapannya yang menakutkan dan luar biasa, saat semua hamba berdiri merendahkan diri dan sangat berhajat kepada pencipta mereka, pemilik semua kekuasaan, yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. 

Bacaan Lainnya

Kaum muslimi rahimakumullah,

Adapun melempar jamrah, maka ibadah ini juga mengandung hikmah yang agung bagi kita. Ketika melempar jamrah, jamaah haji akan mengingat dan mengenang bagaimana Iblis menampakkan diri kepada Nabi Ibrahim ’alaihis salam untuk menggodanya setiap kali berada di masing-masing jamrah.

Sayyidina Ibrahim ‘alaihis salam pun menghinakan Iblis dengan melemparnya dengan batu kerikil sebagaimana diperintahkan oleh Allah ta’ala. Maka kita, segenap umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diperintah untuk melempar jamrah dalam rangka menghidupkan sunnah Ibrahim ‘alaihis salam.

Ini semua adalah simbol perlawanan kepada Iblis dan penghinaan terhadapnya. Seakan orang yang melempar berkata dalam dirinya kepada setan: “Seandainya engkau menampakkan diri kepada kami sebagaimana engkau menampakkan diri kepada Ibrahim, niscaya kami akan melemparmu sebagai penghinaan terhadapmu.” Namun demikian, tempat-tempat ini bukanlah tempat tinggal setan seperti dugaan sebagian orang.

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Sedangkan thawaf adalah bentuk konsistensi dalam ketaatan kepada Allah. Seakan orang yang berthawaf mengatakan: “Wahai Tuhanku, ke manapun kami berkeliling dan di manapun kami berada, kami tetap istiqamah taat kepada-Mu.”

Baitullah adalah simbol yang menyatukan hati kaum muslimin dalam beribadah kepada Allah. Oleh karenanya, kaum muslimin berthawaf mengelilingi Ka’bah bukan untuk beribadah kepada Ka’bah, melainkan karena melaksanakan perintah Allah.   

Sebagaimana kita tahu bahwa Allah tidaklah bertempat tinggal di Ka’bah. Kita wajib meyakini bahwa Allah ta’ala ada, tanpa bersifat dengan sifat-sifat makhluk, tidak membutuhkan tempat dan tidak menyerupai sesuatu pun di antara makhluk-Nya. Allah tidak tinggal di Ka’bah, tidak bertempat di langit dan tidak menempati seluruh tempat.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait