Begitu juga dengan orang kaya, tidak khawatir akan dibenci dan dimusuhi orang miskin. Sehingga tidak pernah ada rasa menindas maupun menganiaya antar sesama.
Justru rasa cinta dan kasih sayang akan tumbuh dalam hati masing-masing. Semuanya hidup rukun dan damai sebagaimana Firman Allah SWT:
لِلْفُقَرَآءِ ٱلْمُهَٰجِرِينَ ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأَمْوَٰلِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا وَيَنصُرُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
Artinya: (Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.
اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Kaum Muslimin Muslimat, Rahimakumullah
Syari’at ibadah kurban merupakan ibadah yang menghamba kepada Allah dan sebagai amal sosial yang manfaatnya dirasakan oleh manusia lainnya. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa syariat agama kita membawa keseimbangan antara dua perara yaitu hablum minallah dan hablum minannas.
Kita menjalankan ibadah kurban juga karena ikut kepada Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihis salam. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an:
ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Artinya: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. An-Nahl Ayat 123).
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..