Khutbah Idul Adha: Sebandingkah Kurban Kita dengan Pengorbanan Ibrahim? (Bahasa Indonesia)

Gambar Ilustrasi Pengorbanan Nabi Ibrahim
Gambar Ilustrasi Pengorbanan Nabi Ibrahim

Untuk saudara-saudara kita yang sedang menjadi tamu Allah, kita doakan mudah-mudah mereka diberikan kesehatan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji. Dan semoga menjadi haji yang mabrur. Amin

Yang kedua pelaksanaan ibadah kurban.

Bacaan Lainnya

Yang namanya korban memang berat, sehingga walaupun tiap tahun Idul Adha dirayakan, sepertinya hanya sebagian kecil saja dari kita yang meneladani Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari.

Kita seperti baru ingat keteladanan tersebut menjelang Idul Adha. Sehingga ajarannya pun dilaksanakan hanya tiap tahun. Padahal, esensi ajaran beliau, terutama soal berkurban, memiliki makna yang luas dan bisa diterapkan dalam jangka waktu tak terbatas.

اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Hadirin jemaah sholat ‘eid yang berbahagia

Peristiwa hari raya kurban tidak lepas dari kisah diperintahkannya Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra semata wayangnya, Ismail.

Bisa dibayangkan, seandainya Nabi Ibrahim seperti ayah-ayah kebanyakan di dunia ini, betapa pedih dan teririsnya hati beliau saat hendak menggorok sang buah hati yang sekian lama ia damba-dambakan.

Bagi Ibrahim, Ismail adalah anugerah paling mahal. Seorang putra yang kehadirannya ditunggu hingga puluhan tahun. Seorang putra dengan pribadi yang cerdas, sabar dan bijaksana.

Tapi, Nabi Ibrahim bukan seperti ayah-ayah kebanyakan. Kecintaannya kepada Allah subhanahu wata‘ala mengalahkan segalanya.

Melalui musyawarah dan persetujuan (tanpa paksaan) putranya itu. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah penyembelihan Ismail, meskipun pada akhirnya ritual itu batal ditunaikan atas kehendak Allah.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait