Nabi Ibrahim lulus dari ujian super berat, dan drama penyembelihan pun digantikan dengan domba yang besar.
اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Hadirin jemaah sholat ‘eid yang berbahagia
Ada pesan menarik dalam kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya ini.
Kisah ini menunjukkan bahwa tak ada harta yang paling berharga dan paling mahal dibanding ketundukan secara total kepada Allah subhaahu wata‘ala. Nabi Ibrahim mampu meruntuhkan seluruh cara pandang hidup yang mengatakan kekayaan duniawi, termasuk anak, adalah hal yang paling utama. Dalam Al-Qur’an sendiri dikatakan:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS at-Taghabun: 15)
Kurban berasal dari bahasa Arab yang artinya “pendekatan diri”. Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah.
Nabi Ibrahim yang menjadi teladan dalam ritual tahunan tersebut mengajarkan, bahwa seorang hamba janganlah tertipu dengan kekayaan yang sifatnya sesaat.
Ada kehidupan yang lebih hakiki dan perlu diperjuangkan ketimbang kehidupan dunia yang fana. Karena itu, mengorbankan sebagian harta lillahi ta‘ala tidak akan ada ruginya.
Sikap semacam inilah yang ditunjukkan Nabi Ibrahim, yang juga diikuti putranya, Ismail, yang begitu patuh dan saleh.
Dengan bahasa lain, pengorbanan adalah bentuk cara pandang manusia yang jauh ke depan menuju kehidupan bahagia di akhirat kelak secara abadi.
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah bermain-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’am: 32)
Walaupun kita sering berkurban setiap tahun, sudahkah sebanding dengan pengorbanan Nabi Ibrahim? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan Ismail yang masih bocah? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan istri beliau, Siti Hajar?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..