KHUTBAH JUMAT I
الْحَمْدُ للهِ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat pada siang hari ini.
Shalawat beserta salam mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Di era media sosial tanpa sekat informasi seperti sekarang, setiap orang bebas melakukan flexing atau pamer harta dan keberhasilan masing-masing. Dari konten tersebut kemudian muncul standar tertentu yang dijadikan acuan hidup bagi beberapa orang dan menjadikannya lupa akan pentingnya bersyukur.
Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Terutama bersyukur atas nikmat terbesar yang telah Allah limpahkan kepada kita, yaitu nikmat iman dan Islam.
Dengan memperbanyak bersyukur, hati seorang mukmin akan menjadi tenang dan tidak diliputi kegelisahan. Selain itu, Allah Swt juga menjanjikan bagi setiap orang yang selalu bersyukur akan ditambahkan kenikmatan dan sebaliknya, bagi yang kufur terhadap nikmat-Nya maka Allah akan memberikannya kerumitan hidup. Allah Ta’ala berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Qs. Ibrahim: 07)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Pada ayat di atas, Allah menjanjikan bagi setiap orang yang bersyukur kepada-Nya akan ditambahkan kenikmatan. Adapun yang dimaksud kenikmatan di sini ialah tambahnya kenikmatan duniawi dan kenikmatan spiritual. Kenikmatan duniawi berupa rasa tenang dan positif sehingga bisa meningkatkan produktifitas seorang muslim.
Sedangkan kenikmatan spiritual berupa ketenangan dan rasa cinta kepada Allah Swt sehingga bisa meningkatkan ibadah kepada Allah Swt. Dengan memperoleh kenikmatan keduanya, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam hal ini, Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsir Marah Labid jilid I hal 66 menjelaskan:
وَمَزِيْدُ النِّعَمِ الْجِسْمَانِيَّةِ أَنَّ كُلَّ مَنْ كَانَ اشْتِغَالُهُ بِشُكْرِ نِعَمِ اللهِ أَكْثَرَ كَانَ وُصُوْلُ نِعَمِ اللهِ إِلَيْهِ أَكْثَرَ، وَمَزِيْدُ النِّعَمِ الرُّوْحَانِيَّةِ أَنَّ النَّفْسَ إِذَا اشْتَغَلَتْ بِمُطَالَعَةِ أَنْوَاعِ فَضْلِ اللهِ وَإِحْسَانِهِ أَوْجَبَ ذَلِكَ الْاِشْتِغَالَ تَأَكُّدَ مَحَبَّةِ الْعَبْدِ لِلهِ تعالى، ثُمَّ قَدْ يَتَرَقَّى الْعَبْدُ مِنْ ذَلِكَ الْحَالَةِ إِلَى أَنْ يَصِيْرَ حُبُّهُ لِلْمُنْعِمِ شَاغِلًا لَهُ عَنِ الْاِلْتِفَاتِ إِلَى النِّعَمِ فَالشُّكْرُ مَقَامٌ شَرِيْفٌ يُوْجِبُ السَّعَادَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا
Artinya: “Bertambahnya kenikmatan duniawi dapat diperoleh orang yang menyibukkan dirinya untuk bersyukur kepada Allah, sehingga ia mendapatkan nikmat lebih banyak dari-Nya. Sedangkan tambahnya nikmat spiritual dengan menyibukkan diri melihat berbagai macam anugerah dan kebaikan Allah sehingga menambahkan rasa cinta kepada Allah. Dengan keduanya, seorang hamba akan mengalami kenaikan level hingga rasa cintanya kepada Allah yang memberikan kenikmatan akan memalingkannya dari nikmat-nikmat lainnya. Rasa syukur merupakan kedudukan mulia yang dapat mendatangkan kebahagiaan baik agama maupun dunia”.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Lebih lanjut, dalam hal ini terdapat 2 (dua) tanda seseorang muslim yang dicabut rasa syukur dari hatinya, yaitu:
Pertama, mudah mengeluh dan sulit menerima takdir. Orang yang kehilangan rasa syukur akan selalu melihat kekurangan dalam hidupnya dan tidak pernah puas terhadap pemberian. Padahal dalam bersyukur, tidak perlu menunggu banyak harta untuk membiasakan bersedekah dan tidak perlu menunggu tua untuk bisa bermanfaat kepada sesama.
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللهَ
Artinya: “Barangsiapa yang tidak bersyukur akan yang sedikit, maka tidak akan bersyukur saat banyak dan barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah”. (HR. Ahmad bin Hanbal)
Kedua, tidak memanfaatkan nikmat yang ada untuk melakukan ketaatan. Syukur merupakan gabungan dari pengetahuan, sikap dan perbuatan seseorang yang dilandaskan pada nikmat yang telah Allah berikan. Ketika rasa syukur dicabut, maka dunia akan menjadi tujuan dan bukan lagi sarana untuk beribadah kepada Allah.
Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin jilid IV hal 81 menjelaskan:
اِعْلَمْ أَنَّ الشُّكْرَ مِنْ جُمْلَةِ مَقَامَاتِ السَّالِكِيْنَ وَهُوَ أَيْضًا يَنْتَظِمُ مِنْ عِلْمٍ وَحَالٍ وَعَمَلٍ فَالْعِلْمُ هُوَ الْأَصْلُ فَيُوْرِثُ الْحَالَ وَالْحَالُ يُوْرِثُ الْعَمَلَ فَأَمَّا الْعِلْمُ فَهُوَ مَعْرِفَةُ النِّعْمَةِ مِنَ الْمُنْعِمِ وَالْحَالُ هُوَ الْفَرَحُ الْحَاصِلُ بِإِنْعَامِهِ وَالْعَمَلُ هُوَ الْقِيَامُ بِمَا هُوَ مَقْصُودُ الْمُنْعِمِ وَمَحْبُوبُهُ
Artinya: “Ketahuilah bahwa syukur termasuk salah satu maqam (kedudukan spiritual) para salik (orang yang menempuh jalan menuju Allah). Ia terdiri dari pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Pengetahuan melahirkan sikap dan sikap melahirkan perbuatan. Pengetahuan yaitu mengetahui bahwa semua nikmat berasal dari Allah, sikap yaitu rasa senang terhadap nikmat yang diberikan, sedangkan amal ialah dengan menggunakan nikmat yang ada untuk melaksanakan perintah-Nya”.
Demikian khutbah Jumat yang bisa khatib sampaikan. Bersyukur merupakan bagian dari perintah Allah Swt yang wajib dilakukan oleh kita selaku umat Islam.
Dengan bersyukur, seorang muslim tidak hanya akan mendapatkan ketenangan di dalam hatinya, namun juga meningkatkan rasa cinta kepada Allah Swt dengan selalu memperbaiki diri dalam beribadah dan beramal saleh.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

Silahkan bergabung dengan kami di Grup Telegram, Wa, atau Facebook untuk mendapatkan materi terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com Klik GABUNG SEKARANG Wa.0812-4436-5554



