Mulai dari perbudakan hingga pembunuhan anak perempuan yang dianggap biasa karena dianggap aib. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw menegaskan dirinya diutus sebagai Rasul bagi umat saat ini dalam rangka menyempurnakan akhlak mereka.
اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Artinya, “Aku diutus (sebagai Rasul) tidak lain hanya untuk menyempurnakan akhlak.”
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Sebagai penyempurna, tentu sudah tidak diragukan lagi keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw. Diceritakan bahwa, Nabi Muhammad saw tak berhenti menyuapi seorang tua buta yang beragama Yahudi dan memaki-maki dirinya. Ketika seorang sahabat menggantikan perannya dan terasa perbedaannya, orang tua tersebut bertanya mengenai sosok yang biasa menyuapinya itu. Ketika dijawab bahwa sudah meninggal dan tahu bahwa orang tersebut adalah sosok yang kerap ia maki-maki, seketika ia masuk Islam.
Nabi juga menjenguk seseorang yang kerap meludahinya ketika terbaring sakit. Keadaan tersebut diketahui Nabi setelah bertanya mengenai keberadaannya yang tak meludahinya di hari tersebut.
Bahkan, Nabi Muhammad saw juga pernah ditawari malaikat agar ia diizinkan membalik gunung sebagai balasan kepada mereka yang membenci dan melukai Nabi. Namun, Nabi menolak dengan alasan, mereka belum mengenal dan belum mengetahui.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita patut mencontoh akhlaknya, perlahan dan sebisa mungkin kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih saat di bulan Ramadhan, dimana segala amal kebaikan akan dilipatgandakan daripada bulan lainnya.
BACA AHALAMAN BERIKUTNYA..