Khutbah Jumat Singkat Terbaru PDF Tema Pentingnya Menjaga Tali Persaudaraan

Ilustrasi Persaudaraan
Ilustrasi Persaudaraan

Khutbah berikut ini ditulis oleh Ustadz Rakimin Al-Jawiy, Dosen Psikologi Islam UNUSIA dan UIN Jakarta dengan bahasa Indonesia. Contoh teks khutbah terbaru berikut ini mengangkat judul “Pentingnya Menjaga Tali Persaudaraan”.

Khutbah tersedia dalam versi PDF yang bisa di download pada akhir materi khutbah. Semoga bermanfaat.

Bacaan Lainnya

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ  

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: فَاتَّقُوا اللهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Maâsyiral muslimîn rahimakumullâh

Allah swt telah memerintahkan manusia untuk memperkuat tali persaudaraan, sebagaimana digambarkan dalam firmanNya:

 ضُرِبَتْ عَلَيْهِمْ الذِّلَّةُ أَيْنَمَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِنْ النَّاسِ. (آل عمران: 112)

Artinya, Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali hubungan kepada Allah dan tali hubungan dengan manusia.(Surat Ali Imran ayat 112).

Dalam konteks persaudaraan, ayat tersebut mengindikasikan bahwa manusia tidak akan diliputi kehinaan dalam hidupnya sepanjang menjalin hubungan baik dengan saudaranya, satu dengan lainnya.

Di dalam Islam ikatan persaudaraan dikenal dengan persaudaraan antarketurunan (ukhuwah nasabiyah), persaudaraan sesama manusia (ukhuwah basyariyah), persaudaraan setanah air (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah). Hal ini sebagaimana firman-Nya:

 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ، وَاتَّقُوا اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Surat al-Hujurat ayat 10).

Maâsyiral muslimîn rahimakumullâh

Dalam berbagai hadits, Rasulullah saw menjelaskan perumpamaan-perumpamaan yang menggambarkan keutamaan orang mukmin dan persaudaraannya, di antaranya:

Pertama, persaudaraan orang mukmin dengan mukmin lainnya itu seperti bangunan:

 الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. (رواه مسلم)

Artinya, Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.(HR Muslim)

Kerjasama adalah kunci merajut kebersamaan. Tidak egois dan merasa diri paling penting dan berjasa. Gotong royong dan tenggang rasa merupakan sikap mukmin yang harus dibangun memperkuat persaudaraan.

Kedua, persaudaraan orang mukmin dengan mukmin lainnya itu seperti cermin:

 اَلْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهَا عَيْبًا أَصْلَحَهُ. (رواه البخاري في الأدب المفرد)

Artinya, Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada cermin itu, maka ia memperbaikinya.(HR al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).

Cermin adalah tempat untuk mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang masih belum sempurna. Kebaikan yang ada semoga menjadi teladan bagi saudara. Sedangkan kekurangan atau keburukan menjadi gambaran bagi diri sendiri untuk memperbaiki diri dan pelajaran bagi saudara lain agar tidak menirunya.

Ketiga, orang-orang mukmin itu seperti lebah:

  مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ مَثَلُ النِّحْلَةِ، إِنْ أَكَلَتْ أَكَلَتْ طَيِّبًا، وَإِنْ وَضَعَتْ وَضَعَتْ طَيِّبًا، وَإِنْ وَقَعَتْ عَلَى عُودِ شَجَرٍ لَمْ تَكْسِرْهُ. (رواه البيهقي)

Artinya, Perumpamaan orang-orang mukmin seperti lebah, apabila makan maka ia akan memakan suatu yang baik, apabila mengeluarkan sesuatu ia pun akan mengeluarkan sesuatu yang baik, dan apabila hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu ia tidak mematahkannya.(HR al-Baihaqi).

Orang mukmin mampu menempatkan diri pada posisinya. Orang jahat akan meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Orang mukmin hanya melakukan yang baik-baik, makan yang baik dan berkata yang baik. Apapun keadaannya, ia akan berusaha melakukan yang baik-baik, terlebih kepada saudaranya.

Keempat, orang mukmin itu seperti tanaman:

 مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ لاَ تَزَالُ الرِّيحُ تُمِيلُهُ وَلاَ يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيبُهُ الْبَلاَءُ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ كَمَثَلِ شَجَرَةِ الأَرْزِ لاَ تَهْتَزُّ حَتَّى تَسْتَحْصِدَ. (رواه مسلم)

Artinya, Perumpamaan seorang mukmin seperti tanaman (biji-bijian seperti padi, jelai dan semisalnya), angin selalu menggoyang-goyangkannya, dan seorang mukmin senantiasa mengalami cobaan; sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon Aras yang kuat tidak pernah tidak bergoyang (karena diterpa angin) sampai masuk waktu dipanen.(HR Muslim)

Ujian dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan. Suka dan duka akan mengitari kehidupan. Namun persaudaraan tetap tegar, sabar dan tawakkal. Tidak ada ujian tanpa jalan keluar. Tidak ada kesusahan tanpa penawar kebahagiaan. Ke kanan atau ke kiri, berada di atas atau bawah, seorang mukmin akan tegar menghadapi ujian hidup.

Kelima, orang mukmin itu seperti pohon kurma:

Pos terkait