Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Taala kemudian istri-istri beliau i’tikaf setelah beliau kembali ke rahmatullah. (HR Bukhari)
Hadirin yang Dirahmati Allah
Hadits di atas menunjukkan bahwa i’tikaf merupakan ibadah penting, sehingga Rasulullah melaksanakan tidak hanya beberapa hari saja di sepuluh akhir bulan Ramadhan. Tidak juga hanya melaksanakan pada salah satu Ramadhan, namun setiap sepuluh akhir Ramadhan sampai Nabi wafat. Kita patut mencontoh sunah Nabi yang seperti ini. Dalam kitab Al-Majmu’ syarah Al-Muhadzab disebutkan:
قَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْأَصْحَابُ وَمَنْ أَرَادَ الِاقْتِدَاءَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اعتكاف الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: Imam As-Syafi’i dan murid-muridnya berkata: Barang siapa yang ingin mengikuti Nabi SAW dalam menjalankan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Maka hendaknya ia masuk masjid pada tanggal 20 Ramadhan sore hari sebelum memasuki malamnya tanggal 21. Hal ini penting dilakukan supaya apa? Supaya tidak terlewatkan sedikitpun waktu untuk i’tikaf.
Kemudian kapan i’tikafnya selesai? Kalau ingin secara total mengikuti Rasul seratus persen dalam hal ini, Imam Nawawi melanjutkan: Keluarnya setelah melewati maghrib malam hari raya Idul Fitri Baik hitungan bulannya penuh 30 hari atau pun hanya 29. Namun yang paling utama adalah tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat id sekalian.
Sebagaimana kita ketahui bahwa i’tikaf hukumnya adalah sunah, namun pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya lebih sunah atau sunah muakkadah atau sunah yang sangat kuat. (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, juz 6, halaman: 375)
Jamaah yang Dirahmati Allah
Pada bulan Ramadhan juga disebutkan sebagai bulan Al-Quran:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi penjelas dari petunjuk dan dari petunjuk-petunjuk itu dan menjadi pembeda (dari perkara yang haq dan bathil). (QS Al-Baqarah: 185)
Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga memperlakukan dengan istimewa. Tidak sebagaimana bulan-bulan yang lain, pada bulan ini Nabi bertadarus dengan malaikat Jibril.
Rasulullah membaca satu ayat, malaikat Jibril membaca satu ayat secara bergantian sampai khatam dalam sebulan. Kemudian kita melestarikan tradisi bertadarus bersama dengan keluarga dan saudara kita berawal dari kisah ini.
Imam Syafi’i apabila di luar Ramadhan selalu mengkhatamkan Al-Qur’an sehari sekali dalam shalatnya. Namun apabila pada bulan Ramadhan, dalam sehari semalam mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat sebanyak dua kali khataman.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..