Namun begitu kita tentu harus sadar bahwa setiap amal yang kita kerjakan memiliki potensi diterima atau ditolak oleh Allah ta’ala. Maka di sinilah seorang mukmin haruslah mempraktikkan tawakal, yakni menyerahkan diri secara mutlak kepada keputusan Allah ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Tawakal adalah salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah, sebab tawakal merupakan perintah Allah kepada hambanya. Sebagaimana firman-Nya:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya, “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Surat Ali Imran ayat 159).
Ini merupakan ayat yang sangat membahagiakan bagi orang yang bertawakal penuh kepada Allah karena mendapatkan cinta dari sang pencipta.
Namun perlu kita perhatikan bahwa tawakal bukan berarti orang itu pasrah tanpa usaha sama sekali. Sebagaimana Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan ayat ini dalam kitab tafsirnya Marah Labid, jilid 1 halaman 163:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..