Maqalah tersebut mengisyaratkan bahwa tutur kata merupakan cermin hati seseorang. Dalam peribahasa Indonesia, orang beriman menyadari bahwa “mulutmu adalah harimaumu” yang mengandung konsekuensi bahwa keselamatan seseorang tergantung tutur katanya.
Bahkan lebih dari itu mencerminkan peribahasa “murah di mulut mahal di timbangan” yang berarti mudah mengatakan tapi sukar melaksanakannya. Sebaliknya, orang munafik digambarkan dalam peribahasa “lain di mulut lain di hati” yang dalam falsafah babad tanah Jawa dikenal dengan Esuk dhele sore tempe, yakni pribadi yang tidak konsisten antara ucapan dan perbuatan, cenderung berubah-ubah dan mudah terbawa oleh keadaan.
Berkaitan dengan bahaya lidah yang bisa berfungsi ganda, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَلِسَاناً وَشَفَتَيْنِ وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
“Lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” (QS Al-Balad: 9-10).
Lidah adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus. Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh. Sebagai seorang Muslim kita dianjurkan untuk bertutur kata baik kepada siapa pun, bahkan hal tersebut merupakan salah satu indikator keberimanan seseorang kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah dia berkata baik atau diam” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sebuah pepatah Arab menyatakan:
سَلَامَةُ اْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ
“Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannnya.”
Dari Sahal bin Sa’ad radliyallahu ‘anh, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ يَضْمَنُ لِيْ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنُ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) kejahatan lisan yang berada di antara dua tulang rahangnya, dan kejahatan kemaluan yang berada di antara kedua kakinya, niscaya aku akan memberikan jaminan surga kepadanya” (HR al-Bukhari).
Mengenai pentingnya bertutur kata yang baik, Al-Qur’an telah menggambarkan kepada kita semua bahwa ada 9 macam perkataan dalam Al-Qur’an yang dapat dijadikan panduan dalam bertutur kata, yakni:
Pertama, qaulan ma‘rûfan (perkataan yang baik)
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..