وَمَرَاتِبُ إحْيَائِهَا ثَلَاثَةٌ: عُلْيَا وَهِيَ إحْيَاءُ لَيْلَتِهَا بِالصَّلَاةِ وَوُسْطَى وَهِيَ إحْيَاءُ مُعْظَمِهَا بِالذِّكْرِ وَدُنْيَا وَهِيَ أَنْ يُصَلِّيَ الْعِشَاءَ فىِ جَمَاعَةٍ وَالصُّبْحَ فِى جَمَاعَةٍ (نهاية الزين ص 168)
Ulya (tingkat atas): semalam suntuk menghidupkanya dengan shalat. Wustha (tingkat menengah): menghidupkan sebagian besar malamnya dengan dzikir. Dunya (tingkat rendah): menghidupkannya dengan shalat isya’ dan shubuh berjamaah
Begitu mudahnya menggapai lailatul qadr. Rumus matematika pahala dalam hal ini tetap berlaku:
الثواب بقدر التعب
banyak sedikitnya pahala menyesuaikan kepayahan (banyak sedikit) amalnya.
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..
Ada kiat yang sederhana agar kita mendapatkan lailatul qadr. Yakni: tiap malam Ramadhan shalat maghrib dan isya’ berjamaah dilanjutkan dengan shalat tarawih.
Kalau masih longgar ikut tadarus, membaca, menyimak atau hanya mendengarkan Al-Qur’an. Shalat shubuh juga berjamaah, dengan cara seperti ini rutin kita lakukan tiap malam sampai akhir Ramadhan insyaallah akan mendapatkan lailatul qadr. Rasul bersabda:
مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ حَتَّى يَنْقَضِيَ شَهْرُ رَمَضَانَ فَقَدْ أَخَذَ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Barangsiapa yang shalat maghrib dan isya’ berjamaah hinggah habis Ramadhan, maka ia mendapatkan lalilatul qadr dengan bagian yang sempurna.”
Di malam tersebut Allah memperlihatkan dzat-Nya (tajalli) sampai shubuh dan malaikat naik turun ke bumi dengan membawa rahmat, salam dan menunaikan hajat hamba-hamba-Nya.
Malam tersingkapnya keajaiban alam malakut. Sebenarnya lailatul qadr itu waktunya sangat cepat secepat kilat, namun berkah dan keutamannya menaungi seluruh malam tersebut.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..