Khutbah Jumat Singkat PDF Bahasa Indonesia: Tiga Hikmah Lapar dan Haus Saat Puasa

Ilustrasi Haus dan Lapar Saat Puasa
Ilustrasi Haus dan Lapar Saat Puasa

Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam Maqashidus Shaum mengaitkan lapar dan haus saat puasa dengan setidaknya tiga hikmah.

Pertama, puasa adalah kawah candradimuka bagi ditaklukkannya hawa nafsu. Seperti kita tahu, makan dan minum merupakan “bahan bakar” bagi dilakukannya berbagai aktivitas, termasuk aktivitas maksiat. Dengan lapar dan dahaga, mengurangi asupan bahan bakar itu, seseorang diharapkan dapat mengendalikan syahwat dan nafsunya.

Bacaan Lainnya

Itulah kenapa Nabi Muhammad menganjurkan orang yang belum mampu menikah untuk memperbanyak puasa. Puasa akan membantunya berpaling dari perilaku negatif kepada kegiatan positif lagi bermanfaat.

Kedua, lapar dan dahaga saat puasa juga bisa mengingatkan tentang lapar dan dahaganya penduduk neraka. Lapar dan dahaga di dunia jauh lebih ringan ribuan kali lipat dibanding di akhirat kelak.

Apalagi bila puasa itu dilaksanakan di tengah suasana yang sangat kondusif seperti Indonesia, negeri berpenduduk mayoritas Muslim. Mengingat perihnya siksa di neraka semacam itu, orang yang berpuasa diharapkan terdorong lebih aktif menjalankan ketaatan.

Ketiga, lapar dan dahaga menurut Syekh Izzuddin juga mengantarkan seseorang pada rasa empati kepada mereka yang membutuhkan, kemudian memberi pertolongan. Beliau berkata dalam Maqâshid al-Shaum,

 لِأنَّ الصَّائِمَ إِذَا جَاعَ تَذَكَّرَ مَا عِنْدَهُ مِنَ الجُوْعِ  فَحَثَّهُ ذٰلِكَ عَلَى إِطْعَامِ الْجَائِع

Artinya: “Karena sesungguhnya orang berpuasa saat merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar.”

Hadirin yang berbahagia,

Cukup terang bahwa puasa didesain bukan untuk kepentingan diri kita sendiri. Rasa lapar dan haus yang kira rasakan seyogianya menajamkan kepekaan kita terhadap orang-orang yang lapar di luar sana, atau bahkan mungkin di dekat kita. Kondisi sehari-hari yang selalu kenyang dan serba berkecukupan memang potensial menumpulkan perasaan untuk empati terhadap penderitaan orang lain.

Melalui puasa yang hanya berdurasi belasan jam, umat Islam dipandu untuk mengenali kondisi kekurangan saudara-saudaranya, tetangga-tetangganya, yang sehari-hari terbiasa lapar dan berakhir entah kapan. Tujuan pokok dari empati itu tentu saja adalah solidaritas sosial. Rasa belas kasihan mendorong adanya aksi uluran tangan.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait