Sebenarnya Sikap saling memaafkan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ibadah puasa. Ibadah puasa mempunyai tujuan penciptaan pribadi yang taqwa, sementara sifat pemaaf mendekatkan pada ketaqwaan, sebagaimana firman-Nya:
“Dan permaafan kamu itu lebih dekat pada taqwa, dan janganlah kau lupakan keutamaan antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas apa yang kamu lakukan”.
Hadirin, Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Dengan demikian, kesempurnaan fitrah yang kita harapkan ini adalah dengan saling memberikan maaf antar sesama, sebesar apapun dosa itu. Penghapusan dosa kepada Allah jauh lebih mudah dari pada dosa kepada manusia. Hal ini karena manusia mempunyai kecenderungan untuk tidak berbuat baik, akibat nafsunya.
Untuk itu, melalui momentum ‘Idul Fitri, kita buka pintu maaf seluas-luasnya, kepada siapapun, dengan tanpa syarat apapun. Sebagaimana firman Allah. Wal’afina ‘aninnas. Wallahu yuhibbul muhsinin.
Artinya: Memaafkan kesalahan orang lain dan allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.
اللهُ اَكبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
Hadirin, Jamaah Shalat ‘Id rahimakumullah,
Sebagaimana kita ketahui Dalam kehidupan rumah tangga dan sosial masyarakat pasti tidak selamanya baik-baik saja. Pasti ada dinamika dalam interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga, bisa jadi ada kesalahpahaman yang menimbulkan perselisihan dan pertentangan, bahkan pertengkaran.
Ada kenakalan anak yang tidak mematuhi perintah orang tua. Ada perselisihan antara kakak dan adik yang memicu pertengkaran. Ada orang tua yang tidak memberi teladan yang baik pada anaknya.
Ada anak yang kurang menghormati dan menghargai orang tua, dan berbagai perselisihan dalam kehidupan ini yang jika tidak dikelola secara baik bisa menimbulkan masalah dan dosa.
Ketahuilah bahwa silaturahmi adalah ibadah yang sangat mulia. Bahkan silaturahmi adalah salah satu sebab yang memasukkan seseorang ke dalam surga. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا لَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَ يَخَا فُوْنَ سُوْٓءَ الْحِسَا بِ
“dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 21)
اللهُ اَكبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
Hadirin jamaah sholat eid yang mulya.
Itulah perlunya rasa “ukhuwah,” yaitu rasa persaudaraan yang tulus. Dalam persaudaraan yang tulus, setiap manusia akan berupaya untuk menolong, membantu, dan membahagiakan orang lain. Karena itu, setiap insan beriman punya tugas untuk berintrospeksi, apakah cara berkomunikasi dan cara bergaulnya bisa menyenangkan orang lain maupun hidup dengan damai selalu dengan orang lain?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..