Khutbah Jumat Setelah Idul Adha: Menjaga Spirit Berkurban Dalam Keseharian (B. Indonesia)

Ilustrasi spirit berkurban
Ilustrasi spirit berkurban

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

   اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

Bacaan Lainnya

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Pada kesempatan istimewa namun singkat ini saya berwasiat kepada diri dan jamaah semua untuk terus berupaya meningkatkan takwallah. Caranya adalah dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dan ketahuilah bahwa bekal terbaik menghadap Allah SWT adalah dengan takwa.

Hadirin yang Berbahagia

Perayaan Idul Adha selalu menjadi momen spesial bagi umat Islam sedunia. Setidaknya ada dua hal pokok yang selalu menonjol dalam momen tersebut; pertama, ibadah haji. Jutaan Muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk memenuhi rukun Islam yang kelima.

Kedua, pelaksanaan kurban atau penyembelihan sejumlah binatang ternak. Kesempatan ini sebagai bentuk solidaritas kepada kaum fakir, miskin, kerabat, dan tetangga sekitar dengan berbagi daging sesembelihan.

Kedua pelaksanaan ibadah tersebut tak bisa dilepaskan dari sejarah dan ajaran Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Meski tiap tahun Idul Adha dirayakan, sepertinya hanya sebagian kecil saja dari kita meneladani Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari. Kita seperti selalu baru ingat keteladanan tersebut menjelang Idul Adha. Sehingga ajarannya pun dilaksanakan hanya tiap tahun.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait