Khutbah Jumat Setelah Idul Adha: Menjaga Spirit Berkurban Dalam Keseharian (B. Indonesia)

Ilustrasi spirit berkurban
Ilustrasi spirit berkurban

Kurban berasal dari bahasa Arab qurbân yang artinya “pendekatan diri”. Maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ajaran Islam, kurban dilaksanakan tiap tahun dengan menyembelih hewan ternak tertentu.

Oleh karenanya, kurban berhubungan erat dengan korban (pakai ‘o’) dalam bahasa Indonesia. Sebab, orang yang berkurban tengah mengorbankan sebagian hartanya berupa hewan ternak untuk dibagikan kepada sesama.

Bacaan Lainnya

Nabi Ibrahim yang menjadi teladan dalam ritual tahunan tersebut mengajarkan bahwa seorang hamba janganlah tertipu daya dengan kekayaan yang sifatnya sesaat saja.

Ada kehidupan yang lebih hakiki dan perlu diperjuangkan ketimbang kehidupan dunia yang fana. Karena itu, mengorbankan sebagian harta lillâhi ta‘âlâ tidak akan ada ruginya. Sikap semacam inilah yang ditunjukkan Nabi Ibrahim, yang juga diikuti putranya, Ismail, yang begitu patuh dan saleh.

Dengan bahasa lain, pengorbanan adalah bentuk cara pandang manusia yang jauh ke depan menuju kehidupan bahagia di akhirat kelak secara abadi.

   وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ  أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Artinya: Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah bermain-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS Al-An’am: 32)

Kita yang sering mengaku meneladani Nabi Ibrahim dengan berkurban, sudahkah sebanding dengan pengorbanan beliau? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan Ismail yang masih bocah? Sebandingkah dengan semangat pengorbanan istri beliau, Siti Hajar?

Jamaah Jumat yang Berbahagia

Untuk membeli hewan kurban saja, kita kadang masih bersiasat untuk mendapatkan harga paling murah. Bahkan jika perlu, membeli hewan pada bulan-bulan yang masih jauh.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait