Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Hijriyah: Menguliti Diri di Akhir Tahun Hijriyah (B. Indonesia)

Ilustrasi Muhasabah
Ilustrasi Muhasabah

Adapun yang dimaksud dengan taubat nasuha adalah taubat yang dijalankan dengan semaksimal mungkin, artinya tidak setengah-setengah, atau tidak sekadar main-main. Artinya hari ini kita bertaubat, esok kita berdosa lagi, esoknya bertaubat lagi, dan seterusnya.

Terkait taubat nasuha, para ulama merinci sejumlah syarat agar taubat diterima Allah SWT.

Bacaan Lainnya

Pertama, adalah niat kita bertaubat harus tulus dan ikhlas, bukan karena ingin dipuji seseorang, atau hanya karena ingin terlihat saleh dan religius. Karenanya, taubat ini harus dibangun atas niat yang lurus, benar-benar mengharap rida dan ampunan-Nya

Kedua, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Di sinilah sulitnya bertaubat kepada Allah, sebab hati kita seringkali sulit diajak menyesali perbuatan salah yang telah dilakukan.

Bagaimana kita akan taubat bersungguh-sungguh jika hati kita tak menyesal atau tidak mengakui kesalahan.

Ketiga, syarat taubat nasuha ialah menghentikan semampu mungkin segala dosa, baik kecil maupun besar. Sebab tak ada dosa kecil jika dilakukan secara terus menerus, dan tidak ada dosa besar jika diiringi dengan taubat.

Hadirin jamaah jumah rohimakumullah..

Maka bersamaan dengan berakhirnya tahun 14…… Hijriyah, marilah kita introspeksi dan menata diri. Marilah bersihkan diri, jernihkan hati dengan bertaubat.

Kita sambut masa depan dan tahun mendatang dengan lebih optimis. Insyaallah, dengan bertaubat dan berusaha kembali kepada tuntunan Allah, jiwa, akal, keturunan, dan harta kita akan lebih terjaga dan hidup kita lebih tertata.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait