Dengan fakta ini, tak berlebihan jika kita menyebut perjuangan Rasulullah Muhammad SAW sebagai perjuangan kemerdekaan yang luar biasa. Sebuah ikhtiar sungguh-sungguh membebaskan masyarakat dari dan kemorosotan moral dan sistem masyarakat yang menindas saat itu.
Revolusi yang dilakukan Nabi mencakup aspek spiritual dan material sehingga menciptakan peradaban yang lebih manusiawi. Rasulullah bukan hanya mengajak manusia untuk tunduk dan menghamba kepada Allah, tapi juga melaksanakan konsekuensi dari ajaran tauhid ini, yakni bersikap kepada seluruh makhluk Allah–termasuk manusia–dengan penuh kasih sayang.
Sikap ini selaras dengan misi utama diutusnya Baginda Nabi Muhammad SAW:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya’: 107)
Jamaah yang Dimuliakan Allah SWT
Demikianlah kenyataan sejarah hidup di dunia ini. Setiap penindasan, penjajahan, dan penyimpangan selalu menghendaki perjuangan total untuk melakukan perubahan.
Para nabi terdahulu meneladankan itu semua bukan saja dengan pengorbanan harta, tenaga, dan pikiran tapi bahkan risiko hilangnya nyawa.
Nabi Ibrahim mengalami dilempar ke dalam api yang sedang berkobar, Nabi Musa menjadi buronan Fir’aun, serta Nabi Muhammad yang berkali-kali mengalami percobaan pembunuhan dari musuh-musuh dedengkotnya.
Ini pula yang dilakukan para ulama, tokoh, dan segenap elemen bangsa lainnya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Keringat dan darah rela mereka korbankan untuk membebaskan umat dari penindasan yang memang menjadi musuh setiap agama, termasuk Islam.
Sebab, kemerdekaan adalah syarat mutlak dari terciptanya kondisi aman. Sedangkan keamanan adalah prasyarat bagi setiap insane untuk tenang dan khusyuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT.
Setelah merdeka, apa yang mesti kita lakukan? Pertama, tidak lain adalah menjalankan fungsi pokok diciptakannya manusia, yakni menghamba secara total kepada Allah.
Tidak diciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Allah. Dijalankannya fungsi kehambaan ini juga menjadi tujuan dari risalah tiap-tiap rasul, sebagaimana disebut dalam Surat An-Nahl ayat 36 di awal tadi.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..