Akhlak yang pertama adalah menjalin silaturrahmi terhadap orang yang memutuskan persaudaraan. Indikator orang yang memutus persaudaraan adalah berpaling muka ketika bertemu, bermuka masam ketika tidak bertemu, bersumpah memutuskan persaudaraan, tidak respon ketika disapa atau dihubungi via media gawai dan lain lain. Maka Saat kita berusaha memperkokoh tali silaturahmi, akan ada banyak manfaat yang bisa diperoleh, baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain.
Namun demikian jika kita menjalin silaturahmi dengan keluarga, saudara, teman, rekan kerja, kenalan, tetangga yang sudah terjalin baik, adalah sesuatu yang normatif. Namun jika kita menjalin silaturrahmi dan mengunjungi orang yang memutuskan tali silaturrahmi maka itu merupakan akhlak mulia dan kaya nilai. Perselisihan dan persoalan setajam apa pun pasti akan hilang jika kita melapangkan dada dan ikhtiar dengan ikhlas untuk mengawali bersilaturrahmi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. [Muttafaqun ‘alaihi].
Akhlak yang kedua adalah menyantuni orang yang pernah menolak memberimu atau memberi terhadap orang yang kikir. Bakhil atau kikir adalah di antara bentuk kemaksiatan hati yang besar dan dianggap merusak kehidupan manusia. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) memperingatkan: “Ada tiga hal yang dianggap dapat membinasakan kehidupan manusia, yaitu kekikiran (kebakhilan) yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan ketakjuban orang terhadap dirinya sendiri.”
Maka jika kita bersedekah, menyantuni, memberi hadiah, atau sekadar berbagi maka bukan saja bernilai pahala akan tetapi secara implisit ada nilai inspiratif dan edukasi bagi orang kikir agar mengubah sikapnya dan berusaha menjadi orang yang sakho atau dermawan. Oleh karena itu akhlak seperti ini yaitu memberi terhadap orang kikir adalah termasuk akhlak terbaik penghuni dunia dan akhirat.
Akhlak yang ketiga adalah memaafkan orang yang menganiayamu. Zalim adalah melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran, baik karena kurang atau melebih batas. Perbuatan zalim dilarang bahkan dilaknat Allah SWT. Terdapat banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW mencela dan melarang perbuatan zalim. Allah Ta’ala berfirman:
أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim” (QS. Hud: 18).