Setelah itu, Rasulullah dinaikkan dari Baitul Maqdis, Palestina menuju Sidratil Muntaha dengan ditemani malaikat Jibril. Singkat cerita, di situlah Nabi Muhammad mendapatkan mandat shalat lima waktu yang diwajibkan kepada semua umat Muhammad SAW.
Dengan momentun Isra’ Mi’raj ini, marilah kita mengingat kembali betapa dimuliakan oleh Allah, kita sewaktu-waktu minimal dipanggil menghadap kepada-Nya dalam sehari semalam, diperbolehkan bahkan diwajibkan menghadap penguasa alam semesta sebanyak minimal lima kali.
Orang biasa yang ingin bertemu menteri tentu tidak mudah. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan sampai seminggu baru bisa bertemu. Apalagi presiden, mungkin bisa sampai sebulan baru bisa bertemu. Ini kita disuruh menghadap kepada presidennya presiden dalam sehari semalam selalu dipersilakan ‘open house’. Bukankah ini sebuah penghormatan dari penguasa jagat raya?
Anehnya, atas penghormatan itu, banyak orang yang tidak dapat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin. Ada yang belum mau shalat, atau mau shalat tapi masih bolong-bolong. Naudzu billah, allahu yahdina, amin.
Melalui mimbar khutbah ini kami mengajak, marilah tata shalat kita. Yang belum jamaah rutin di masjid, jika ada panggilan adzan, panggilan menghadap kepada-Nya, mari kita gumregah, cepat-cepat mendatangi panggilan tersebut.
Orang yang ingin doanya terkabul, hendaknya jika Allah memanggil segera mengabulkan undangan Allah yang berupa shalat. Dengan shalat di awal waktu insyaallah doa-doa akan mudah diijabah oleh Allah.
Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Rasulullah SAW pernah ditanya:
اَيُّ الْعَمَلِ اَفْضَلُ؟
Artinya: Kegiatan apa yang paling utama, ya Rasul?
Kemudian Rasul menjawab:
اَلصَّلاَةُ لِاَوَّلِ وَقْتِهَا
Artinya: Shalat di awal waktunya.
Hadirin, sangat banyak hadits yang menyebutkan keutamaan shalat. Di antaranya adalah sabda Rasulullah:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ. …. الحديث
Artinya: Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi. (HR Abu Dawud, An-Nasai dan At-Tirmidziy).
Jamaah yang Berbahagia
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..