Suatu saat ketika si pengawal hendak berangkat ke Istana seperti biasanya. Tiba-tiba Ia diajak oleh si penghasut untuk makan-makan di rumahnya. Si penghasut telah membuat sup dan menaruh bawang putih yang sangat banyak di dalamnya.
Usai menyantap makanan, si pengawal kemudian berangkat ke Istana. Setiba di Istana, sang raja kemudian memanggilnya supaya mendekat untuk berbicara suatu hal. Pengawal pun menutup mulutnya dengan tangan.
Karena termakan hasutan orang yang iri, sang raja berkata kepada pengawal: “Menjauhlah”. Lalu sang raja menulis surat serta menandatanganinya, kemudian berkata kepada pengawal itu: “Pergilah dan bawa surat ini kepada Fulan”.
Seketika itu si penghasut terheran-heran, mengapa sang Raja tidak menghukumnya dan justru memberinya surat. Karena biasanya siapa saja yang membawa surat dari Raja akan mendapat hadiah yang besar.
Ketika keluar, ternyata orang yang iri tadi menemui sang pengawal seraya berkata: “Apa ini?” Pengawal menjawab: “Raja memberikan ini kepadaku”. Lalu orang yang iri tersebut meminta surat itu. Tanpa berpikir panjang, pengawal lalu memberikan surat itu kepadanya.
Orang yang iri itu bergegas mengambilnya dan membawanya ke orang yang dituju. Ketika penerima membaca surat tersebut, mereka pun memanggil beberapa algojo. Si penghasut tersebut kemudian berkata: “Bertakwalah kepada Allah wahai kaum, kalian menghukum orang yang salah, tanyakanlah kembali kepada raja”. Para Algojo berkata: “Kami tidak ada waktu untuk menanyakan kembali kepada raja”.
Hadirin yang Mulia
Isi surat itu ternyata berbunyi: “Jika datang orang yang membawa suratku ini maka potonglah kepalanya, lalu kelupaslah kulitnya dan isilah kulitnya dengan ampas padi, kemudian bawalah kepadaku”.
Para algojo itu pun memotong kepalanya, mengulitinya dan membawanya kepada sang raja. Saat sang raja melihatnya, ia merasa keheranan.
Lalu raja berkata kepada pengawal: “Kemarilah, jawab dengan jujur, saat kau mendekatiku kenapa engkau memegang hidung dan menutup mulutmu?”
Si pengawal berkata: “Wahai raja, orang yang iri ini mengundangku dan telah menyiapkan sup yang banyak bawang putihnya. Sehingga mulutku bau bawang putih. Kemudian saat Paduka memanggilku untuk mendekat, aku sengaja menutup mulutku agar paduka tidak mencium bau tidak sedap ini”.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..