Dalam kondisi bahagia dan berlimpah rezeki, manusia sering lupa untuk mengatur diri. Hal ini juga dialami oleh umat Islam yang sedang berbahagia merayakan hari raya Idul Fitri dan mendapatkan THR, sehingga menghabiskan uang lebih banyak di saat lebaran untuk keperluan mudik, rekreasi bersama keluarga, makan bersama keluarga, dan lain sebagainya.
Hal ini yang harus dikendalikan setelah periode lebaran berakhir, sehingga dapat tetap menjaga stabilitas keuangan keluarga.
Dalam konteks manajemen keuangan, Al-Qur’an telah memberikan contoh dalam beberapa ayat, termasuk dalam ayat yang mengisahkan cara Nabi Yusuf untuk memberikan pola pengelolaan keuangan di masa panen dan paceklik. Hal ini diabadikan Allah dalam Yusuf, ayat 47-49:
قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَاَبًاۚ فَمَا حَصَدْتُّمْ فَذَرُوْهُ فِيْ سُنْۢبُلِه اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تَأْكُلُوْنَ. ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَّأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تُحْصِنُوْنَ. ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَامٌ فِيْهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيْهِ يَعْصِرُوْنَ
Artinya: “(Yusuf) berkata, ‘Bercocoktanamlah kamu tujuh tahun berturut-turut! Kemudian apa yang kamu tuai, biarkanlah di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit (paceklik) yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, ketika manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).’”
Kisah ini memberikan gambaran bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan sebagai pedoman untuk manusia dalam segala aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi.
Hal ini ditegaskan Syekh Asy-Sya’rawi dalam al-Khathir atau at-Tafsirusy Sya’rawi, juz 11, halaman 6977:
وَالحِفْظُ فِي السَّنَابِلِ يُعلِّمُنَا قَدْرَ القُرْآنِ، وَقُدْرَةَ مَنْ أَنْزَلَ القُرْآنَ سُبْحَانَهُ، وَمَا آتَاهُ اللهُ جَلَّ عَلَاهُ لِيُوْسُفَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنْ عِلْمٍ فِي كُلِّ نَوَاحِي الحَيَاةِ، مِن اقْتِصَادٍ وَمُقَوِّمَاتِ التَّخْزِيْنِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ عَطَاءَاتِ اللهِ
Artinya, “Perintah Nabi Yusuf untuk menyimpan hasil panen gandum menjelaskan keunggulan Al-Qur’an, kekuasaan Allah yang menurunkan Al-Qur’an, dan apa yang Allah berikan kepada nabi Yusuf berupa pengetahuan seluruh aspek kehidupan manusia bidang ekonomi, pengelolaan penyimpanan makanan, dan lain sebagainya dari anugerah Allah.”
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..