Khutbah Jumat tentang Sabar Menghadapi Ujian: Langit Tak Selamanya Mendung (B. Indonesia)

KHUTBAH JUMAT I

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى

فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ, بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا, وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala, karena dengan ketakwaan, seorang muslim akan dimudahkan dalam setiap urusan dan akan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ * وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita renungkan sejenak, betapa luas rahmat dan nikmat Allah SWT yang terus mengalir tanpa henti. Bukankah kita masih dapat menghirup udara segar hari ini? Bukankah kita masih dapat berdiri, duduk, berjalan, dan datang ke masjid ini dalam keadaan sehat wal afiat? Lalu, pantaskah kita lalai dan enggan bersyukur?

Lihatlah di sekitar kita. Berapa banyak saudara-saudara kita yang diuji dengan tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi, kehilangan keluarga tercinta, atau terlilit masalah? Sementara kita di sini, duduk tenang, berselimut nikmat tak terkira. Apakah lantas kita akan kufur nikmat dan berpaling dari Allah?

Jamaah yang dirahmati Allah,

Jangan biarkan kesulitan hidup memadamkan semangat kita. Jangan izinkan ujian menumpulkan harapan kita. Sebab Allah telah berfirman dengan janji-Nya yang agung:

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah!” (QS Yusuf: 87)

Bukankah hidup ini memang panggung ujian? Bukankah kita tahu dunia ini hanya sementara? Maka sungguh celaka jika kita patah arang, menyerah kalah, tenggelam dalam keputusasaan. Sebab putus asa hanya layak bagi orang-orang kafir yang tak mengenal Tuhannya.

Hadirin sekalian,

Mari tanamkan dalam hati kita sikap optimis atau raja’, yakni harapan yang teguh kepada Allah SWT. Harapan yang menggerakkan amal, bukan hanya angan kosong belaka. Sebab apa artinya berharap surga, jika langkah-langlah kita menjauh dari jalan Allah SWT?

Allah SWT berfirman:

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh.” (QS Al-Kahfi: 110)

Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia,

Jangan biarkan hari-hari kita berlalu tanpa ibadah. Jangan biarkan lidah kita kelu dari zikir. Jangan biarkan tangan kita kosong dari sedekah. Karena setiap amal adalah bukti harapan kita akan rahmat Allah SWT.

Ingatlah janji Allah yang menenangkan hati:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا • إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6)

Tidakkah ayat ini cukup menguatkan kita? Jika satu pintu rezeki tertutup, yakinlah Allah akan buka pintu rezeki lainnya. Jika satu jalan terasa gelap, yakinlah Allah akan nyalakan cahaya. Jangan pernah bosan berharap, sebab rahmat Allah jauh lebih luas daripada dosa dan duka kita.

Kita juga harus mengingat salah satu Sabda Rasulallah SAW,

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: إذَا حَدَثَ عَلَى عَبْدٍ مُصِيْبَةٌ فِيْ بَدَنِهِ أَوْ مَالِهِ أوْ وَلَدِهِ فَاسْتَقْبَلَ ذٰلِكَ بِصَبْرٍ جَمِيْلٍ اسْتَحْيَا اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْصِبَ لَهُ مِيْزَانًا أوْ يَنْشُرَ لَهُ دِيْوَانًا

Rasulullah SAW bersabda: “Jika musibah menimpa pada seorang hamba di badannya atau anaknya, lalu ia menghadapinya dengan kesabaran yang baik maka Allah di hari kiamat menaikkan timbangan untuknya atau memberikan padanya buku catatan.”

Jamaah sekalian,

Dari hadits diatas sangat jelas, bahwa segala musibah yang menimpa kita harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Sebab, kesabaran kita akan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.

Oleh karena itu, mari kita songsong hari esok dengan hati penuh harapan. Jangan biarkan pesimis bersarang. Jangan izinkan gelisah merajai dada. Bangun optimis dengan memperbanyak sujud, membaca Al Qur’an, dan mengisi hidup dengan amal-amal saleh lainnya.

Semoga Allah SWT melembutkan hati kita, memantapkan langkah kita di jalan-Nya, menghapus duka kita, dan mengganti setiap derita dengan bahagia yang berlipat ganda. Amin ya Robbal Alamin.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِييْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغغِنَى. اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ