Kultum Ramadhan Singkat: Penjelasan Hadist Tentang Tidurnya Orang Puasa Bernilai Ibadah

Tidurnya Orang Berpuasa di Bulan Ramadhan
Tidurnya Orang Berpuasa di Bulan Ramadhan

Hadits ini tidak dipahami secara harfiah begitu saja. Syekh Abdurrauf Al-Munawi dalam Kitab Faidhul Qadir menjelaskan hadits ini secara singkat, ‘Tidur orang yang berpuasa bernilai ibadah, diamnya (lain riwayat ‘nafasnya’) seperti kedudukan tasbih, amalnya berlipat ganda karena sebuah kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat, doanya diterima, dan dosa kecilnya diampuni selagi orang yang berpuasa menjauh dosa besar.’

Lalu bagaimana kita memahami tidur orang yang berpuasa bernilai ibadah? Kita harus memahami bahwa puasa adalah ibadah istimewa. Puasa merupakan ibadah yang berisi tuntutan untuk menjauhi hal yang membatalkan puasa dan larangan agama.

Bacaan Lainnya

Puasa berbeda dengan ibadah lain, yaitu shalat, zakat, atau haji. Orang yang melaksanakan ibadah puasa tidak dituntut untuk melakukan sesuatu sebagaimana ibadah lain. Lain dari ibadah shalat, zakat, atau haji yang mengandung gerakan aktif, ibadah puasa tidak menuntut gerakan aktif, tetapi justru gerakan pengendalian.

Orang yang shalat, zakat, dan haji tidak dapat melakukannya sekaligus beraktivitas lain, termasuk sambil tidur. Adapun orang yang melaksanakan ibadah puasa dapat melaksanakannya sekaligus dengan aktivitas lain karena memang tidak ada tuntutan untuk gerakan aktif ibadah pada puasa.

Dengan demikian, aktivitas apapun termasuk tidur pada siang hari Ramadhan dilakukan dalam kondisi ibadah karena memang tidak ada larangan aktivitas dalam ibadah puasa termasuk tidur. Dari sini kita dapat menemukan perbedaan cukup mencolok antara ibadah puasa dan ibadah lain, yaitu shalat, zakat, dan haji.

Dengan ini pula kita dapat memahami bahwa ibadah puasa memiliki karakter yang berbeda dari jenis ibadah lainnya. Keistimewaan ibadah puasa ini memungkinkan kita untuk tetap beraktivitas seperti pada bulan lainnya. Puasa tidak menyarankan kita untuk mengurangi aktivitas dan produktivitas kita. Selagi kita berpuasa, aktivitas dan produktivitas apapun yang kita lakukan bernilai ibadah.

Adapun mereka yang memiliki tanggung jawab, kalangan profesional, kelas pekerja, dan pekerja informal akan mengisi ibadah puasanya dengan aktivitas yang produktif di siang hari Ramadhan karena semuanya dilakukan saat ibadah puasa dan bernilai ibadah. Wallahu a’lam.

*Alhafiz Kurniawan

Download Khutbah Singkat PDF
Silahkan bergabung dengan kami di Grup Telegram, Wa, atau Facebook untuk mendapatkan materi terbaru dari KHUTBAHSINGKAT.com Klik JOIN NOW

Pos terkait