Untuk sampai pada tahapan tersebut, tentu kita perlu mempelajari kandungan dalam Al-Qur’an. Kita harus belajar kepada para ulama yang lebih memahami makna-makna yang terkandung pada setiap ayat Al-Qur’an.
Dari penjelasan ulama itulah, kita bisa mendapatkan pengetahuan, petunjuk yang dimaksud dari Al-Qur’an. Tanpanya, kita sulit untuk dapat memahami kandungannya, apalagi sampai menerapkan dan mengikuti Al-Qur’an. Hal itu sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 2 berikut.
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Artinya, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
Oleh karena itu, khatib mengajak kita semua di sini untuk, mari, jangan merasa cukup dengan sudah membaca Al-Qur’an. Sebab, kita perlu meningkatkan diri dengan mempelajarinya.
Tentunya belajar mengaji kepada para ahlinya sehingga membaca Al-Qur’an bukan sekadar melafalkan ayat perayat, tetapi juga menghayati maknanya, menyerap isi kandungannya, dan semoga juga sampai pada pengamalan terhadap ayat-ayatnya.
Sebab, sebaik-baik di antara kita adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad saw dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Utsman bin Affan ra.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاٰنَ وَ عَلَّمَهُ
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..