KHUTBAH JUMAT PERTAMA
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah di bulan ini banyak saudara kita sesama Muslim yang pergi melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Rasanya kurang sempurna, jika jamaah haji tidak berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Sebagai bekal dalam ziarah ke makam Nabi, sahabat, syuhada, dan auliya, perlu dikemukakan beberapa dalil yang terkait dengan hukum ziarah kubur.
Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar halaman 170 menjelaskan bahwa sebaiknya orang yang berangkat ibadah haji berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW. Berziarah ke Makam Nabi merupakan ibadah terbaik, perjalanan paling menguntungkan, dan harapan yang paling utama.
Bagaimana tidak, Nabi Muhammad SAW telah menjanjikan bagi orang mu’min yang berziarah kubur di makam Beliau, wajib mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW.
Terdapat sebuah kisah yang dikutip dari Syekh Utbiy, ia menjelaskan bahwa ia pernah berziarah dengan duduk di samping Makam Nabi Muhammad SAW. Kemudian muncul seorang a’rabi, ia mengatakan: Assalamu’alaika Ya Rasulallah. Saya mendengar Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa’ ayat 64:
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 64).
Laki-laki tersebut kemudian mengatakan: “Sungguh saya sowan kepada Tuan Baginda Nabi ingin minta ampun kepada Allah dari dosa, mohon perantara syafaat Tuan Baginda Nabi kepada Allah SWT”, kemudian ia melantunkan sebuah syi’ir:
BACA HALAMAN BERIKUTNYA..